photo wishlist_zps2544b6d7.png

Friday, August 9, 2024

Book Review: The Journey of Storytelling: Menghidupkan Cinta Lewat Cerita by Poetri Soehendro

.
BOOK review
Started on: 31 May 2024
Finished on: 4 June 2024
 
 
Title: The Journey of Storytelling: Menghidupkan Cinta Lewat Cerita
Author: Poetri Soehendro
Publisher: Kawan Pustaka
Pages: 176 pages
Year of Publication: 2024
Price: Rp 71,550 (https://www.gramedia.com/)

Rating: 4.5/5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Di situlah letak manfaat storytelling, contoh-contoh baik jadi lebih cepat masuk ke hati. Nasihat pun diterima dengan ikhlas. Apalagi sambil menikmati kehangatan bonding dengan Moms & Dads, maka trust untuk nasihat yang disampaikan akan terdengar indah di telinga anak."
Pada tahun 2000, Poetri Soehendro bekerja sebagai penyiar pagi yang bertugas dari jam 06.00 hingga jam 10.00 pagi. Salah seorang produser memberi ide untuk melakukan storytelling sebagai selingan. Klip storytelling 5 menit itu diberi nama Dongeng Pagi. Hal tersebut menjadi sebuah pengalaman manis baginya, terutama ketika mendengar bagaimana anak-anak yang mendengarkan Dongeng Pagi itu jadi punya jembatan komunikasi dengan orangtua mereka. Hingga suatu hari, Poetri Soehendro membangkitkan kembali talenta storytelling-nya dengan menuliskan buku ini. Melalui tulisannya, ia menyuguhkan beberapa riset terbaru terkait storytelling yang menarik untuk dibaca oleh para orangtua. Karena ternyata storytelling memiliki begitu banyak manfaat dan orangtua adalah storyteller terbaik untuk anaknya.
"Masalahnya, banyak orangtua mengejar storytelling justru untuk melemparkan macam-macam pesan moral pada anaknya. Bahkan ada yang disampaikan dengan cita rasa 'ngomel'. Kesempatan untuk ngomelin anak tipis-tipi. Anak itu sebenarnya paham kalau dia lagi disindir atau diomelin halus. Hebatnya anak itu tidak protes, hanya diam saja. Tapi, tanpa kita sadari lama-lama dia akan mengunci telinga dalam batinnya."
"Storytelling bisa menjadi alat kreatif untuk melatih daya konsentrasi anak. Walau storytelling barangkali bukan media satu-satunya untuk melatih konsentrasi, tapi yang mudah dan murah meriah hanya storytelling."
Sebagai seorang orangtua baru sekaligus pencinta buku, aku memiliki keinginan yang besar agar anakku juga bertumbuh besar menyukai buku. Oleh karena itu, aku seketika tertarik untuk membeli buku tentang storytelling ini. Sejak halaman pertama, aku sangat menikmati gaya penulisan Poetri Soehendro yang mengalir dan nyaman untuk dibaca. Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan buku ini karena setiap informasi disampaikan dengan padat dan jelas, serta ditambah ilustrasi menarik yang mendukung poin-poin tersebut. Buku ini terbagi atas 7 bab, masing-masing terfokus pada elemen storytelling dan manfaatnya bagi orangtua dan anak. Dalam review ini, aku akan membagikan beberapa hal yang berkesan untukku dengan harapan bisa memberikan sedikit gambaran tentang isi buku ini.

Salah satu konsep yang baru pertama kali aku dengar melalui buku ini adalah tentang neural coupling—yaitu momen ketika otak partisipan yang mendengarkan storytelling dan otak storyteller cenderung menjadi sinkron seiring berjalannya waktu. Jika diaplikasikan dalam hubungan antara orangtua dan anak, proses komunikasi akan menjadi semakin mudah karena masing-masing pihak mengenal dan memahami pola pikir lawan bicaranya. Selain itu, masih banyak lagi faedah dari neural coupling, seperti: mengajarkan anak berempati, terlatih untuk mengatasi konflik, hingga beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Terlebih lagi, aku juga sangat suka dengan ide yang diberikan oleh penulis untuk menceritakan kisah masa kecil orangtua kepada anak. Setelah aku ingat kembali, itulah yang dilakukan orangtuaku ketika aku masih kecil dan kegiatan itu memang membuatku jadi mengerti masa lalu yang membentuk kehidupan mereka. Buku ini menjelaskan bahwa dengan menceritakan masa kecil orangtua, anak akan lebih mudah menerima nilai keluarga, budaya, dan agama dengan lebih mudah dan tanpa paksaan. Semua hal tersebut tentunya sangatlah penting—terutama seiring bertambanya usia seorang anak.
"Terjemahan bebasnya, imajinasi lebih penting dari ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan itu terbatas pada apa yang kita tahu dan mengerti, sedangkan imajinasi dapat merangkul dunia yang tidak kita pahami, lalu kita belajar untuk memahaminya."
"Kuncinya, storytelling harus menyenangkan, ringan, dan singkat."
Hari-hari ini, rasanya sulit sekali untuk berpisah dengan gadget—apalagi dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi zaman sekarang. Karena itulah, tidak aneh rasanya kalau kita sering mendengar konsep storytelling dengan bantuan gadget. Anak-anak terhibur dengan gambar yang menarik serta didukung dengan adanya musik. Akan tetapi, Poetri Soehendro menjabarkan beberapa kekurangan dari storytelling dengan gadget dibandingkan storytelling bersama dengan orangtua. Melalui penggunaan gadget, otak anak tidak perlu bekerja keras menciptakan gambar ataupun bunyi-bunyian dalam imajinasi mereka. Padahal, daya imajinasi sangat penting untuk anak-anak dan membantu mereka memiliki perkembangan emosi dan kognitif yang baik. Mengetahui fakta ini memberiku motivasi untuk melakukan storytelling dengan anak meskipun membutuhkan waktu dan tenaga lebih.

Di samping poin-poin yang aku sebutkan di atas, masih banyak informasi lain tentang storytelling yang tidak kalah menarik dalam buku ini. Aku juga sangat menyukai rangkuman singkat di setiap akhir bab yang mempermudah pembaca untuk mengingat kembali isi buku ini ketika membutuhkannya di lain kesempatan. Secara keseluruhan, penulis berhasil membuatku menyadari pentingnya peran storytelling bagi orangtua dan anak. Kegiatan yang sederhana ini dapat meningkatkan bonding, trust, dan juga mengajarkan life skills yang akan berperan penting dalam perjalanan seorang anak. Semoga di tengah kesibukan dan distraksi yang ada, semakin banyak orangtua tergerak untuk menghabiskan lebih banyak waktu yang berharga bersama dengan anak mereka sambil berbagi cerita. Bagi para orangtua yang ingin tahu lebih banyak tentang storytelling, aku rasa buku ini adalah buku yang tepat 😊.
"Memang tidak semua pesan kehidupan dapat sekaligus disampaikan ketika anak kecil. Setiap tahapan umur dan tingkat kedewasaan akan memiliki masa di mana pesan penting akan lebih efektif diterima sat disampaikan melalui storytelling."
by.stefaniesugia♥ .
 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...