.
BOOK review
Started on: 15 May 2022
Finished on: 19 May 2022
Finished on: 19 May 2022
Title: The Arson Project
Author: Akaigita
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mike selalu ingin membuat Kara terpukau dengan keahliannya. Buku keren, musik yang bagus, hingga api yang ia ciptakan dari batu. Namun, sekeras apapun ia berusaha, jabatan tertingginya hanyalah seorang cleaning service di sanggar teater tempat Kara menjadi bintang utamanya. Selama mereka berteman, Kara mengagumi kegeniusan Mike. Akan tetapi, Kara akhirnya jatuh di pelukan seorang aktor muda yang tampan, lawan mainnya di sanggar teater. Saat orang yang Kara percayai justru melecehkannya, ia merasa terluka dan terdorong untuk menuntut balas—dan Mike bisa mewujudkannya. Jika Mike dan Kara bersatu, karya apakah yang akan tercipta? Sebuah pentas drama memukai dengan puisi dan iringan musik atau rencana pembakaran gedung teater yang nyaris sempurna?
"Dia hanya akan menjadi penonton, dan selamanya aku dan dia tidak akan pernah berada di sisi satu sama lain. Selalu berhadapan. Selalu ada garis yang menjadi batas teritorial."
Sejujurnya, aku tertarik pada buku ini karena desain sampulnya yang memberikan kesan hangat dan menyenangkan. Sebelum memutuskan untuk membeli, aku membaca beberapa review di Goodreads dan kebanyakan review-nya positif—rata-rata rating-nya juga cukup tinggi dibandingkan buku lain pada umumnya. Setelah bukunya sampai di tanganku, aku mulai membaca dengan ekspektasi yang cukup tinggi dan aku berharap akan menikmati ceritanya seperti kebanyakan orang. Sayangnya, ada banyak elemen yang kurang memuaskan untukku dari buku ini—padahal aku merasa alurnya punya potensi besar untuk jadi sebuah kisah unik yang mengangkat isu pelecehan seksual di dalamnya. Ini juga adalah pertama kali aku membaca tulisan Akaigita, jadi mungkin aku tidak terbiasa dengan gaya penulisannya dan tidak bisa sepenuhnya menikmati caranya membawakan cerita ini 🤔.
"Kita membalas kejahatan dengan pembelajaran."
"Merencanakan sesuatu itu mudah, tetapi mengeksekusi rencana itu sungguh-sungguh cerita yang berbeda."
Buku ini ditulis dari dua sudut pandang pertama karakter utamanya, Kara dan Mike, secara bergantian. Gaya penulisan ini membuat pembaca bisa mengetahui apa yang mereka pikirkan dan rasakan—yang terkadang membuatku geregetan 🤣. Kisahnya dimulai dengan pertemuan pertama mereka di vila tempat keluarga Kara biasanya berlibur dan Ibu Mike bertugas membersihkan vila di sebelahnya. Aku kurang begitu suka bab-bab awal buku ini karena sepertinya ditulis dengan timeline yang maju mundur. Hal tersebut membuatku bingung karena tidak ada indikator yang menjelaskan adegan itu terjadi di masa lalu atau masa sekarang 🤷♀️. Untungnya hal ini tidak berlangsung terus sampai akhir dan alurnya berjalan maju terus di satu titik tertentu.
Konflik mulai muncul saat Kara mengalami pelecehan seksual yang membuatnya merasa tidak aman dan waswas setiap kali berdekatan atau bersentuhan dengan orang lain—termasuk sahabatnya, Mike. Sedangkan dari sisi Mike, ia dihadapkan dengan kenyataan tentang orangtuanya dan alasan mengapa Ibu-nya membesarkannya seorang diri. Di tengah amarah mereka, Mike dan Kara iseng-iseng merencanakan pembakaran gedung teater sebagai bentuk pembalasan dendam terhadap orang-orang yang melukai mereka. Walaupun Kara tidak menganggap rencana itu serius, Mike sepertinya berpikiran sebaliknya. Aku cukup sedih karena adegan pembakaran dan perencanaannya hanya mendapatkan porsi yang sangat kecil dalam buku ini, padahal menurutku itu adalah bagian yang paling aku tunggu-tunggu dan bisa jadi bagian yang paling seru. Selain dari itu, aku juga merasa ada beberapa hal yang tidak disimpulkan dengan baik di akhir cerita; seperti ada pertanyaan-pertanyaan yang masih tersisa dan aku tidak menemukan jawabannya—sehingga aku menutup buku ini dengan perasaan yang sedikit kurang puas 🙈.
"Apakah selama ini ternyata aku adalah anak manusia polos yang bermain-main dengan monster?"
Dari segi karakter, jujur saja aku tidak punya favorit dalam buku ini karena tidak ada yang cukup menarik atau berkesan untukku 🙈. Sebenarnya Mike bisa jadi karakter yang sangat menarik karena ia menyimpan amarah terhadap ayahnya dan ia memiliki kecerdasan yang dibutuhkan untuk merancang sebuah tindak kejahatan. Namun entah mengapa karakter Mike tidak berhasil membuatku ingin mendukungnya dan melihatnya menang pada akhirnya. Hal yang sama aku rasakan tentang karakter Kara, aku merasa ia tidak memiliki kepribadian yang mencolok sehingga karakternya terasa agak membosankan. Aku juga tidak bisa memahami kenapa Kara memutuskan untuk jadian dengan Ben secara impulsif 🤷♀️. Selama membaca, aku berusaha keras untuk melihat situasi berdasarkan kacamata orang seusia mereka yang relatif masih muda—tapi usaha itu ternyata tidak membuatku menikmati kisah ini dengan lebih baik 🥲.
Walaupun review ini lebih banyak berisi ketidakpuasan dan keluhanku, aku masih memberikan buku ini rating 3/5 karena penulis berhasil membuatku penasaran dengan akhir ceritanya. Aku memang butuh sedikit penyesuaian di awal, tapi akhirnya aku cukup terbiasa dengan gaya penulisan Akaigita—meskipun ada beberapa jokes garing yang membuatku geli dan jadi lebih tidak suka dengan karakternya 🤣. Selain dari itu, aku suka adanya elemen misteri yang terselip di dalam alurnya, salah satu faktor yang tetap membuatku ingin membaca sekalipun ada banyak hal yang kurang aku suka. Sangat disayangkan karena aku tidak bisa menikmati kisah ini seperti kebanyakan orang—apakah mungkin faktor umur berperan? 🤣
"Sekarang aku hanya berlatih bicara keras-keras tentang hal-hal yang kusimpan rapat-rapat selama ini. Suatu saat, aku akan diminta mengulanginya di depan orang-orang yang paling berhak mengetahuinya. Keluargaku."
Hi, Ci Stef! Apa yang Cici jabarkan sesuai banget sama apa yang aku rasakan setelah baca buku ini 😂. Sayang banget porsi pembakarannya sedikit sekali padahal menarik dan banyak hal-hal lain yang nggak ada jawaban 😂
ReplyDeleteIyaa sayang banget yahh :'))
ReplyDeleteHalo Kak Stefanie, salam kenal. Aku sampai ke postingan ini dari JanexLia, hehehe, berkelana ke postingan peserta lain untuk mendapat "racun" buku. Waktu aku lihat sampul buku The Arson Project ini, jujur aku tertarik karena ilustrasinya itu ilustrasi yang aku suka banget. Kalau di instagram gambarnya mirip-mirip gambar karya seorang seniman Jerman yang dulu aku ikuti tapi sekarang udah lupa siapa namanya. Kemudian baca reviewnya kok kayaknya nggak memuaskan, wkwk. Terima kasih Kak Stefanie atas reviewnya.
ReplyDeleteSalam kenal juga Endah! Makasih udah mampirr 🥰 Aku juga suka style ilustrasi kayak giniii, rasanya adem gitu kalo diliat 😍
Delete