.
BOOK review
Started on: 27 September 2021
Finished on: 6 October 2021
Finished on: 6 October 2021
Title: Keajaiban Toko Kelontong Namiya (ナミヤ雑貨店の奇蹟)
Author: Keigo Higashino
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Pages: 400 pages
Year of Publication: 2020
Price: Rp 91,000 (https://www.gramedia.com/)
Rating: 4.5/5
Year of Publication: 2020
Price: Rp 91,000 (https://www.gramedia.com/)
Rating: 4.5/5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Dalam situasi biasa, kita tidak pernah mendengar masalah orang lain. Tidak ada yang mau mendengar pendapat kita. Mungkin akan terus begitu seumur hidup. Jadi anggap saja ini kesempatan pertama sekaligus terakhir."
Kōhei, Shōta, dan Atsuya adalah maling kelas teri yang sedang mencari tempat persembunyian setelah melakukan pencurian. Mereka kemudian menemukan sebuah toko kelontong yang tidak berpenghuni dan memutuskan untuk bersembunyi di sana sampai pagi. Saat itulah, tiba-tiba ada sepucuk surat misterius diselipkan ke dalam toko melalui lubang surat—sebuah surat yang berisi permintaan saran. Walaupun awalnya ragu, tiga pemuda itu akhirnya menuliskan surat balasan yang kemudian membawa mereka dalam petualangan melintasi waktu—menggantikan peran kakek pemilik toko kelontong yang menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya untuk memberikan nasihat tulus kepada orang-orang yang meminta bantuan. Keajaiban ini hanya untuk satu malam saja. Dan saat pagi datang, kehidupan tiga sahabat itu tidak akan pernah sama lagi.
"Aku tidak tahu apakah ini masuk akal... seumur hidup, malam ini pertama kalinya aku merasa bisa jadi manusia yang berguna. Aku. Orang bodoh seperti aku."
"Entah berisi hinaan atau hanya ulah iseng, semua orang yang mengirimkan surat ke Toko Kelontong Namiya pada dasarnya adalah orang-orang yang ingin menceritakan masalah mereka. Di dalam hati mereka seperti ada lubang menganga dan semua hal yang berharga bagi mereka mengalir keluar dari sana."
Buku ini menarik perhatianku karena sepertinya belakangan ini cukup banyak orang yang membaca karya Keigo Higashino. Baru aku ketahui kemudian bahwa ternyata Jin (salah satu member BTS) pernah membacanya—aku rasa itu salah satu faktor yang mempengaruhi popularitas buku ini 😄. Aku sendiri belum pernah membaca tulisan Keigo Higashino sebelumnya, sehingga aku tidak punya ekspektasi tertentu tentang buku ini. Setelah selesai membaca, aku mulai mengerti mengapa banyak orang menyukai tulisan Keigo Higashino dan buku-bukunya punya rata-rata rating yang cukup tinggi.
Keajaiban Toko Kelontong Namiya ditulis dari sudut pandang orang ketiga dan diawali dengan tiga karakter utama: Kōhei, Shōta, dan Atsuya. Awalnya aku kira ceritanya akan terus berpusat pada mereka, namun ternyata di bab berikutnya, penulis beralih menceritakan kisah ini dari sisi orang-orang yang mengirimkan surat ke Toko Kelontong Namiya. Alur ceritanya cukup unik karena keajaiban yang terjadi hari itu menghubungkan orang di masa lalu dan masa sekarang. Untungnya, aku tidak kebingungan meskipun ada karakter yang berlatar masa lalu—di mana mereka belum tahu apa itu internet dan bahkan belum memiliki ponsel, dan ada juga karakter yang tinggal di masa sekarang. Bisa dikatakan, buku ini terdiri dari beberapa cerita pendek tentang orang-orang yang berkonsultasi dengan Kakek Namiya. Hal yang tidak aku duga adalah saat penulis mulai menunjukkan adanya benang merah yang menghubungkan satu karakter dengan yang lain, sehingga pada akhirnya setiap kisah membentuk satu kesatuan yang utuh. Aku juga sangat suka dengan ending-nya yang mengembalikan fokus ceritanya pada Kōhei, Shōta, dan Atsuya serta mengungkapkan latar belakang ketiga pemuda ini. Keseluruhan ceritanya menghangatkan hati dan menginspirasi orang-orang yang mungkin juga sedang mengalami kegalauan yang serupa.
"Namun, untuk saat ini, yang "paling bijak" belum tentu menjamin bahwa itu keputusan paling baik untuk jangka panjang."
Dari beberapa kisah yang ada dalam buku ini, salah satu favoritku adalah tentang Namiya Yūji, kakek pemilik Toko Kelontong Namiya. Aku menyukai kisah ini karena pembaca jadi mengetahui alasannya memulai jasa konsultasi dan bagaimana saran yang ia berikan menyentuh hati dan juga menolong banyak orang. Aku sangat kagum dengan ketulusan hati kakek Namiya yang selalu berpikir dengan keras sebelum menuliskan surat jawaban—karena ia tahu saran yang ia berikan bisa mengubah keputusan yang diambil oleh orang tersebut. Kekhawatirannya saat memikirkan apakah tanggapan yang ia berikan selama ini bermanfaat atau malah membawa ketidakbahagiaan bagi orang yang berkonsultasi padanya juga sangat bisa dipahami. Selain itu, kisah Harumi juga sangat berkesan untukku; karena berkat bantuan Kōhei, Shōta, dan Atsuya dari masa depan, ia berhasil meraih kesuksesan dengan memanfaatkan momentum perekonomian Jepang selama beberapa tahun. Walaupun kisah-kisah yang lain juga tidak kalah menari, aku tidak akan membahas semuanya di review ini karena akan jauh lebih menyenangkan kalau dibaca dan dinikmati sendiri 😉.
"Percayalah pada saya. Apa pun yang terjadi, hari esok akan lebih baik daripada hari ini."
"Masa mudamu tidak akan kembali untuk kedua kalinya. Kau harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya jika ingin impianmu tercapai."
thanks kak untuk review-nya. :)
ReplyDelete