BOOK review
Started on: 23 March 2018
Finished on: 27 March 2018
Started on: 23 March 2018
Finished on: 27 March 2018
Title: Years After
Author: Orizuka
Publisher: Puspa Swara
Publisher: Puspa Swara
Pages: 280 pages
Year of Publication: 2018
Price: Rp 70,000
Rating: 3.5/5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Year of Publication: 2018
Price: Rp 70,000
Rating: 3.5/5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Mama, saat itu, Lena benar-benar bahagia. Lena tak sabar untuk memulai perjalanan baru bersama mereka.Di hari pertamanya masuk SMA Menara Bangsa, Lena Seruni menyebabkan kehebohan sewaktu menjalani MOS dengan pingsan ketika upacara berlangsung. Ia kemudian dibopong ke UKS oleh kakak kelasnya, Segara, yang merupakan ketua tim bisbol Menara Bangsa: The Regals. Meski dengan kondisi fisik yang lemah, hal tersebut tidak menghentikan impian Lena untuk bisa masuk ke dalam klub bisbol The Regals. Walau tidak berkualifikasi menjadi seorang pemain, Lena cukup puas menempati posisi sebagai seorang manager.
Lena tidak tahu bahwa sejak hari itu, hidup Lena akan berubah sepenuhnya."
"Namun, Lena yang saat itu, tidak tahu harus bagaimana.Sejak menjalani kehidupan SMA-nya, Lena juga tertolong oleh Regina, penjaga UKS yang sering merawatnya sewaktu sakit. Melalui sosok Regina, Lena seolah mendapatkan figur ibu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Sejak kematian Nana, mama Lena, terasa seperti ada yang kosong dalam keluarga mereka. Lena juga merasa keberadaannya membuat ayahnya, Leo, terus teringat akan mamanya dan yang tersisa hanyalah kesedihan. Semua yang terjadi membuat Lena mempertanyakan eksistensinya, dan bertanya-tanya bagaimana cara agar Papa-nya bisa kembali merasakan kebahagiaan.
Bagaimana caranya untuk membuat Papa kembali bahagia?"
"Kenapa orang bisa pergi, tapi cinta tetap tinggal?"
image source: here. edited by me. |
Buku 17 Years of Love Song adalah salah satu tulisan awal Orizuka yang sangat aku sukai—dan juga salah satu yang membuatku jatuh cinta dengan gaya penulisannya. Oleh karena itu saat aku tahu ia akan menerbitkan kisah kelanjutannya, tentu saja aku sangat bersemangat. Meskipun tidak sepenuhnya mengingat keseluruhan cerita dari buku sebelumnya, aku ingat betapa buku tersebut berhasil membuatku tergerak oleh emosi. Untungnya, Orizuka menyebutkan bahwa buku Years After ini bisa dibaca secara terpisah karena terfokus pada karakter yang berbeda meskipun ada juga yang sama.
"Dengan nyawa yang telah Mama lindungi ini, dan dengan segala cinta dan kebaikan hati yang Mama tinggalkan, Lena akan hidup sepenuhnya.Lena akan hidup sepenuhnya, bersama Papa."
Awalnya aku mengira cerita dalam buku ini akan lebih banyak tentang kisah cinta, tetapi aku tidak sepenuhnya benar. Aku rasa buku ini lebih mendalami tentang isu keluarga, persahabatan, dan juga impian masa remaja. Fokus terbesarnya adalah pada permasalahan keluarga, yaitu tentang Leo (Papa Lena) yang masih belum benar-benar menghadapi kenyataan bahwa istri yang ia cintai sudah meninggal. Hal tersebut membuat Lena merasa bersalah karena Nana (Mama Lena) meninggal sewaktu melahirkannya. Aku merasa terharu saat pada akhirnya Leo berani mengakui hal-hal yang mungkin cukup menyakitkan bagi Lena; tetapi justru kata-kata itulah yang memulihkan hubungan mereka. Di situlah aku merasa keterbukaan antar keluarga adalah sesuatu yang amat penting. Tidak peduli seberapa pahit dan sulitnya sesuatu untuk diungkapkan, itu jauh lebih baik daripada memendam sesuatu dan malah menimbulkan kesalahpahaman serta rasa tidak percaya.
Persahabatan yang digambarkan dalam buku ini juga sangat menghangatkan hati. Karakter favoritku dalam buku ini adalah Jessa, ketua tim sofbol perempuan yang penuh karisma dan menyenangkan. Walaupun ia tidak berperan banyak dalam jalannya alur cerita, Jessa adalah karakter yang berkesan untukku. Selain itu aku juga mengagumi sosok Zara, teman sebangku Lena yang kemudian bertumbuh menjadi sahabatnya, karena ia memiliki solidaritas yang tinggi. Sekalipun pada awalnya ia terlihat sebagai sosok yang ketus dan tidak menyenangkan, ternyata Zara memiliki sifat yang cukup mengagumkan. Di samping itu, karakter Segara mengingatkan pembaca untuk berpikir panjang tentang impian dan harapan yang ingin kita capai. Kegagalan hari ini belum tentu adalah sebuah akhir. Jika sungguh-sungguh menginginkannya, akan selalu ada kesempatan untuk mencoba kembali meraih impian yang belum tersampaikan.
Secara keseluruhan, aku tetap menikmati penulisan Orizuka yang mengalir dengan baik dan juga konflik-konflik yang diusung melalui kisahnya. Aku suka karena penulisnya tidak memaksakan kisah cinta dalam buku ini. Ending-nya manis dan pembaca diberi kebebasan untuk mereka-reka sendiri apa yang terjadi kemudian. Mungkin aku bisa memberikan rating yang lebih tinggi jika aku membaca buku ini beberapa tahun lalu sewaktu aku masih lebih muda. Ada beberapa adegan yang menurutku lumayan cheesy sehingga rasanya seperti sedang membaca manga atau menonton anime 😂. Namun aku rasa itu hanya masalah selera; dan bagi kalian penggemar buku-buku Orizuka yang sedang mencari bacaan yang ringan, buku ini tentunya boleh dicoba 😉😉.
Persahabatan yang digambarkan dalam buku ini juga sangat menghangatkan hati. Karakter favoritku dalam buku ini adalah Jessa, ketua tim sofbol perempuan yang penuh karisma dan menyenangkan. Walaupun ia tidak berperan banyak dalam jalannya alur cerita, Jessa adalah karakter yang berkesan untukku. Selain itu aku juga mengagumi sosok Zara, teman sebangku Lena yang kemudian bertumbuh menjadi sahabatnya, karena ia memiliki solidaritas yang tinggi. Sekalipun pada awalnya ia terlihat sebagai sosok yang ketus dan tidak menyenangkan, ternyata Zara memiliki sifat yang cukup mengagumkan. Di samping itu, karakter Segara mengingatkan pembaca untuk berpikir panjang tentang impian dan harapan yang ingin kita capai. Kegagalan hari ini belum tentu adalah sebuah akhir. Jika sungguh-sungguh menginginkannya, akan selalu ada kesempatan untuk mencoba kembali meraih impian yang belum tersampaikan.
Secara keseluruhan, aku tetap menikmati penulisan Orizuka yang mengalir dengan baik dan juga konflik-konflik yang diusung melalui kisahnya. Aku suka karena penulisnya tidak memaksakan kisah cinta dalam buku ini. Ending-nya manis dan pembaca diberi kebebasan untuk mereka-reka sendiri apa yang terjadi kemudian. Mungkin aku bisa memberikan rating yang lebih tinggi jika aku membaca buku ini beberapa tahun lalu sewaktu aku masih lebih muda. Ada beberapa adegan yang menurutku lumayan cheesy sehingga rasanya seperti sedang membaca manga atau menonton anime 😂. Namun aku rasa itu hanya masalah selera; dan bagi kalian penggemar buku-buku Orizuka yang sedang mencari bacaan yang ringan, buku ini tentunya boleh dicoba 😉😉.
No comments:
Post a Comment