Di minggu kedua rangkaian blog tour untuk buku Forever and Always karya Jenny Thalia Faurine ini, para host akan mem-posting hasil tanya jawab yang kami lakukan dengan Jenny. Setiap host mendapat kesempatan untuk memberikan 6 pertanyaan yang sehubungan dengan buku ini, proses penulisan, dan lain sebagainya. Jadi bagi kalian yang penasaran tentang kisah di balik proses lahirnya buku Forever and Always ini atau tips-tips menulis, silahkan simak jawaban dari Jenny di bawah ini ya :)
- Karakter dalam buku Forever and Always merupakan contoh orang-orang yang susah move on, apakah Jenny pernah memiliki pengalaman serupa atau mendapat inspirasi dari kisah nyata orang lain?
Pertanyaannya gini amat, Kak. :’) *nyender di pundak Ren*
Honestly, beberapa kejadian di novel ini adalah pengalamanku sendiri. Dan juga dari kisah nyata, dari seseorang yang aku samarkan namanya di novel ini menjadi Renardhi Avasa.
- Mengapa penulis memutuskan untuk menulis dengan alur maju mundur—dengan setting pertama pertemuan kembali Seva dan Ren, kemudian flashback ke masa lalu mereka?
Selama ini aku selalu memulai novelku dengan adegan yang akan mengundang kejadian-kejadian yang cukup ‘manis’ untuk kedua tokohnya. Juga mendorong tokohnya untuk terus maju ke depan.
Ketika menulis ini, aku sama sekali nggak ingin menulis dengan formula yang sama. Pada akhirnya aku memilih alur maju mundur untuk mendukung keinginanku ini. Sekaligus mencoba hal yang belum sering aku praktikan.
- Apa yang membuat Jenny memutuskan buku Forever and Always diakhiri demikian (tanpa memberi spoiler pada pembaca) ?
Sebenarnya, urutanku menulis novel Forever and Always ini adalah dari bab 1, 2, 3, lalu ke ending. Kemudian mulai menulis bab per bab dari bab 4 sampai selesai secara random. Setelah semuanya selesai, baru kusatukan dan diedit lagi. Yang membuatku nggak mengubah keputusan tentang ending-nya sampai saat-saat terakhir adalah motivasiku sendiri untuk menulis kisah ini.
Motivasiku saat dulu mulai menulis novel ini adalah nggak mau melihat salah satu tokoh utamanya bisa hidup dengan tenang. Untungnya ending ini nggak berubah sejak awal ditulis. Walaupun banyak hasutan dari orang-orang untuk mengubahnya. X))
- Apa yang penulis lakukan saat sedang kekurangan ide atau mengalami writer's block?
Nonton DVD film kesukaan—Pitch Perfect 1&2 dan Bride Wars! Baca novel sepuasnya, makan rumput laut (selain ini adalah makanan favorit (?), temenku juga bilang kalau rumput laut itu merangsang ide kreatif. Jadi kalau aku lagi writer’s block, pada beliin aku rumput laut), dan belanja. Hahaha. *teteuuuup*
- Sejak kapan Jenny memutuskan untuk menjadi seorang penulis—apa motivasinya?
Sejak SMP. Motivasinya? Hm, sejak dulu aku selalu suka baca buku dan ngeliat orang lain juga suka baca buku. Jadi, aku punya keinginan supaya orang lain mau untuk baca tulisanku dan berharap mereka terhibur dengan ceritanya.
- Pernahkah naskah penulis ditolak oleh penerbit sebelumnya? Apakah punya saran dan pesan yang ingin disampaikan pada calon-calon penulis yang lain?
Ditolak? Oh, pernah dong. Sering malah. Hahaha.
Nggak banyak sih pesanku untuk para calon penulis hebat di mana pun mereka berada. Teruslah menulis. Jangan cuma ngomong mau jadi penulis kalau kalian nggak mau rajin baca dan latihan menulis terus menerus. Practice makes perfect, Darling.
Itu adalah hasil tanya-jawabku dengan Jenny; jangan lupa untuk mengikuti Ask Author dari host yang lain ya :D Di minggu berikutnya, akan ada Giveaway berhadiah 1 (satu) buku Forever and Always, jadi bagi kalian yang tertarik untuk membaca buku ini, jangan lupa ikutan ;)
Saya baru tahu ada pernyataan rumput laut bisa merangsang ide kreatif... walah rumput laut digimanakan ini...
ReplyDeleteHehehe, kata temenku sih. Lupa juga dia baca dari mana. Aku biasanya makan yang berbentuk (?) nori gitu.
DeleteCovernya cantik, belum pernah baca novelnya Jenny. Mesti ikutan 'Giveaway-nya' nih :'' )
ReplyDeletePenasaran ih sama endingnya...nyut-nyutan mikirnya. Paling suka sama pertanyaan terakhir,Practice makes perfect, Darling. That is true!
ReplyDeleteO, pengen mengenal lebih jauh penulis. Penulis ini lebih muda lho dari aku ;D. Keep created Jen!
ReplyDeleteHehehe, mari kenalan, Mas Diddy! :D
DeleteHi Kak Jenny aku juga mau bisa nulis kaya kakak .Aku nulisnya masih mood mood -an dan berantakan . Saya tunggu karya karya kak Jenny yang lain .Sukses ya
ReplyDeleteHai hai! Semangat yaaa. Semoga nanti nggak jadi moody dan akan jadi penulis yang sukses! Kutunggu karya kamu juga :D
Delete