BOOK review
Started on: 13.January.2016
Finished on: 14.January.2016
Finished on: 14.January.2016
Judul Buku : Sayap-Sayap Kecil
Penulis : Andry Setiawan
Penerbit : Penerbit Inari
Tebal : 204 Halaman
Tahun Terbit: 2015
Tahun Terbit: 2015
Harga: Rp 31,600 (http://www.bukukita.com)
Rating: 3/5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rating: 3/5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Suatu saat, iya suatu saat nanti, aku akan bekerja sendiri, hidup dengan uangku sendiri dan jauh dari Ibu. Sangat jauh, saking jauhnya sampai wanita itu tidak akan bisa menemukan diriku, bahkan mengendus keberadaanku pun tidak.Sejak kedua orangtuanya berpisah, Lana harus tinggal dengan Ibu yang seringkali melakukan kekerasan terhadapnya. Ibunya yang bekerja sebagai penari di sebuah klub malam tidak tahu apa yang harus dilakukan Lana agar orang-orang di sekolah tidak mengetahui apa yang terjadi di rumahnya. Lana bahkan harus mengenakan jaket untuk menutupi lebam di lengannya meskipun cuaca luar biasa panas. Di sekolah, Lana lebih suka menghabiskan waktunya sendiri untuk mengisi buku hariannya dan juga bermain gitar. Ia memiliki tempat rahasia yang tidak pernah diketahui orang lain dan disitulah ia bertemu dengan seorang murid bernama Surya, yang ternyata baru saja menjadi tetangga Lana.
Untuk sekarang, aku rasa aku harus bertahan, setidaknya sampai aku lulus SMA."
"Aku tidak bisa lagi hidup seperti ini.Dengan Surya, Lana bisa menceritakan apa saja, bahkan tentang kekerasan yang ia alami di rumah. Waktu yang ia habiskan bersama Surya selalu menyenangkan; membuatnya bisa sejenak melupakan apa yang dilakukan oleh Ibunya. Meskipun Lana terus-menerus dibuat menderita oleh perlakuan Ibunya, ia tidak bisa berbuat apapun karena Ibu adalah satu-satunya keluarga yang masih ia miliki. Dan saat Lana melihat sedikit titik terang dalam hidupnya, ia tidak tahu harus mengambil keputusan apa.
Untuk apa aku ada di dunia ini?"
"Saat itulah aku berpikir betapa ironisnya keadaan ini... Kau harus tahu bahwa tidak semua niat baik akan dibalas dengan kebaikan pula. Akulah contohnya.
Saat menyadarinya, aku berpikir bahwa aku lebih baik mati saja."
image source: here. edited by me. |
Sayap-Sayap Kecil adalah buku pertama yang diterbitkan oleh Penerbit Inari—imprint terbaru Penerbit Haru yang akan fokus menerbitkan karya penulis-penulis Indonesia. Saat mendapat tawaran untuk me-review buku ini, aku seketika mengiakan karena ini bukanlah pertama kalinya aku membaca karya Andry Setiawan. Cerita yang mengangkat tema kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak ini disampaikan dalam bentuk buku harian yang ditulis oleh Lana. Karena jumlah halaman yang tidak terlalu banyak, alur ceritanya jadi sangat sederhana dan terfokus pada hanya beberapa karakter saja. Dengan format penulisan yang dibuat seperti sebuah buku harian atau diary, penulisnya hendak menyampaikan pesan bahwa kekerasan terhadap anak harus dihentikan. Dan di dalamnya juga terdapat kontak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bagi pembaca yang mungkin membutuhkan. Karena ditulis dari sudut pandang pertama Lana, pembaca jadi bisa mengerti dengan baik apa saja yang ia rasakan serta dilema yang ia alami karena Ibunya adalah anggota keluarga satu-satunya yang Lana punya. Misteri tentang Surya sedikit banyak bisa kutebak menjelang akhir, tetapi aku sama sekali tidak menduga ending yang disuguhkan oleh penulisnya. Keputusan yang diambil oleh Lana membuatku terkejut, terlebih lagi adegan klimaks-nya terjadi begitu cepat tanpa memberiku waktu untuk mempersiapkan diri. Aku tidak tahu harus mengkategorikan ending-nya sebagai happy atau sad ending, yang jelas ceritanya menyampaikan sebuah pesan yang kuat kepada pembaca perihal kekerasan terhadap anak.
"Manusia diciptakan untuk menyesal. Apa lagi yang bisa mereka lakukan jika sesuatu sudah telanjur terjadi? Hanya menyesal."
Karena ceritanya yang cukup singkat, karakter-karakter yang ada dalam buku ini tidak ditelusuri secara mendalam. Meski demikian, aku menyukai karakter Lana yang kuat terlepas dari situasi yang sedang ia hadapi. Aku rasa ia memiliki kepribadian yang cukup dewasa pada usianya yang masih 16 tahun. Walaupun ia berusaha untuk tetap tegar, ada pula saat-saat ketika ia merasa lelah menghadapi semuanya. Sosoknya yang rapuh ini berhasil membuatku bersimpati terhadap karakter Lana dan turut merasakan pergolakan emosi yang ia lalui. Karakter yang tidak kalah menarik adalah sosok Ibu Lana yang penuh dengan amarah dan kerap kali melampiaskan hal tersebut pada satu-satunya orang yang ia bisa, anaknya sendiri. Pekerjaannya di klub malam semakin membuatnya terpuruk dan melarikan diri pada hal-hal yang salah. Dan seperti yang aku katakan sebelumnya, karakter Surya dalam buku ini terasa misterius sejak awal karena tidak banyak yang pembaca ketahui tentangnya. Yang jelas Surya yang manis serta baik hati terasa seperti angin segar di tengah semua permasalahan yang terjadi.
Secara keseluruhan, buku ini mengalir dengan baik dan dapat diselesaikan dalam waktu singkat karena jumlah halamannya tidak banyak. Seperti sebelum-sebelumnya, aku selalu menikmati penulisan Andry Setiawan dan aku sangat suka dengan tema yang diangkatnya dalam buku ini. Sebelumnya, aku sudah beberapa kali membaca buku dengan tema bullying dan kekerasan dalam rumah tangga terhadap pasangan, dan aku rasa ini adalah kali pertama aku membaca cerita tentang kekerasan terhadap anak. Lewat buku ini aku sadar bahwa kekerasan terhadap anak masih banyak terjadi dalam lingkungan sekitar kita, dan hal ini merupakan isu yang harus segera ditindaklanjuti. Semoga ke depannya tidak ada anak-anak lain yang bernasib sama seperti Lana.
Secara keseluruhan, buku ini mengalir dengan baik dan dapat diselesaikan dalam waktu singkat karena jumlah halamannya tidak banyak. Seperti sebelum-sebelumnya, aku selalu menikmati penulisan Andry Setiawan dan aku sangat suka dengan tema yang diangkatnya dalam buku ini. Sebelumnya, aku sudah beberapa kali membaca buku dengan tema bullying dan kekerasan dalam rumah tangga terhadap pasangan, dan aku rasa ini adalah kali pertama aku membaca cerita tentang kekerasan terhadap anak. Lewat buku ini aku sadar bahwa kekerasan terhadap anak masih banyak terjadi dalam lingkungan sekitar kita, dan hal ini merupakan isu yang harus segera ditindaklanjuti. Semoga ke depannya tidak ada anak-anak lain yang bernasib sama seperti Lana.
Bagus, kak postnya. Monggo main-main ya Kak heheheh www.ghostaflaha.blogspot.com terima kasih :)
ReplyDelete