Wednesday, June 17, 2015

Book Review: The Chronicles of Audy: 4/4 by Orizuka

.
BOOK review
Started on: 12.June.2015
Finished on: 13.June.2015

Judul Buku : The Chronicles of Audy: 4/4
Penulis : Orizuka
Penerbit : Penerbit Haru
Tebal : 320 Halaman
Tahun Terbit: 2015
Harga: Rp 50,150 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 4.5/5
*Bagi yang belum membaca buku pertama/keduanya, review ini mungkin mengandung spoiler. 
Review The Chronicles of Audy: 4R by Orizuka
Review The Chronicles of Audy: 21 by Orizuka
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
"Kenapa sih, di saat aku merasa hidupku sempurna, ada saja yang terjadi? Tepatnya kutukan apa sih yang nenek sihir itu dulu jatuhkan kepadaku? Apa salah ayah dan ibuku sampai aku layak mendapatkannya?
Tuhan, hidup ini begitu penuh misteri."
Pernyataan Rex membuat Audy jadi galau dan sebagian besar waktunya ia habiskan untuk memikirkan tentang lelaki itu—padahal seharusnya Audy mengerjakan skripsinya yang tidak kunjung memiliki perkembangan. Semakin banyak waktu yang Audy habiskan dengan Rex membuatnya menyadari betapa mereka berdua amat sangat bertolak-belakang. Rex adalah seorang genius sedangkan Audy bahkan tidak yakin apakah IQ-nya mencapai tiga digit. Audy berusaha keras dengan berbagai cara agar ia bisa menyeimbangkan hubungan mereka, namun kemudia ia menyadari bahwa hal itu mungkin mustahil terjadi. Karena Rex sudah berjalan jauh di depan dengan segala rencananya yang tidak Audy ketahui.

"Kamu aneh," katanya, tidak bisa menyakitiku lebih dalam lagi.
"Duh?" Aku memutar bola mata. "Aku aneh sepanjang waktu, Rex. Namaku aja Aneh Nagisa."
Di saat Audy merasa terpuruk, Romeo-lah sosok yang berhasil menghiburnya. Menghabiskan waktu dengan Romeo membuat Audy mengenal lebih jauh sosok Romeo yang selama ini selalu terlihat santai dan tidak peduli tentang apa pun. Audy mendapati sisi gelap kehidupan Romeo yang berusaha lelaki itu tutupi dengan segala tingkah anehnya. Dan masalah dalam kehidupan Audy tidak hanya soal skripsi ataupun Rex; karena tiba-tiba Regan membawa berita mengejutkan yang mungkin akan membuat Audy kehilangan 4R.
"Rupanya, selama ini, dia cuma sok-sokan demi menyembunyikan luka masa lalunya. Sok bodoh lah, sok jorok, sok bahagia, sok playboy...
Namun bagaimana dia bisa menyembunyikan semua traumanya itu dari keluarganya? Bagaimana dia bisa tetap punya energi untuk tersenyum seolah tidak ada apa-apa?"
image source: here. edited by me.
Buku ketiga seri The Chronicles of Audy ini masih menceritakan perjuangan Audy dalam mengerjakan skripsinya serta perjalanan hidupnya yang berliku-liku akibat 4R. Sebagian besar awal buku ini terfokus pada kegalauan Audy yang merasa tidak cukup layak untuk menjadi seseorang yang disukai Rex. Aku merasa di buku ketiga ini Audy jadi ekstra galau dan terlalu banyak memikirkan hal-hal yang tidak perlu. Audy juga jadi labil; bahkan lebih labil daripada Rex yang notabene belum lulus SMA. Hal tersebut terkadang membuatku agak jengkel dengan karakternya; namun aku rasa itulah bagian dari karakter Audy—yang di sisi lain juga adalah sosok yang ceria dan penyayang. Aku merasa jauh lebih menikmati paruh kedua ceritanya saat konflik tentang 4R mulai bermunculan: Rafael yang bermasalah di sekolah, Regan yang mengalami kesulitan secara finansial, Romeo dengan masa lalunya, dan Rex dengan pilihan masa depannya. Lewat konflik-konflik tersebut, karakter 4R rasanya tergali lebih dalam, dan aku sangat menyukai bagian tersebut dari ceritanya. Hal yang paling membuatku bersemangat adalah ending-nya yang membuatku sangat tidak sabar untuk membaca buku selanjutnya! Apa yang dikatakan oleh Romeo di bagian akhir itu sangat tidak aku sangka dan benar-benar membuatku terkejut. Tentu saja aku ingin tahu apa efek perkataan Romeo itu terhadap keputusan Rex nantinya x))). Selain penasaran Audy akan berakhir dengan siapa, aku juga ingin tahu apakah Audy akan berhasil menyelesaikan skripsinya atau tidak. Karena sudah tiga buku dan Audy hanya menyelesaikan proposalnya saja. Jadi mungkin di buku kesepuluh Audy baru wisuda? :p
"Pada saat yang sama, aku menyadari bahwa Romeo selalu menerima keluarganya apa adanya. Mungkin dia bukan orang yang mampu memecahkan masalah, tetapi dia selalu menerima, selalu mencari alasan untuk menerima, selalu mencari cara untuk menerima semuanya, tanpa mengeluh."
Seperti yang aku katakan sebelumnya, salah satu bagian favoritku dari buku ini adalah pendalaman karakternya; terutama Romeo dan Rex. Pembaca dibawa melihat sisi Romeo yang lain dari yang selama ini muncul di dua buku sebelumnya. Walaupun aku cukup terkesan dengan pesona Romeo yang manis dalam buku ini, aku masih sulit menghapus image-nya yang jorok dan tidak pernah keramas dari pikiranku. Aku sangat suka Romeo yang selalu ada untuk Audy di saat gadis itu merasa terpuruk. Romeo selalu berhasil menghibur Audy dengan caranya sendiri, dan aku rasa keberadaan Romeo di samping Audy membuatnya merasa nyaman.

Dan meskipun karakter Rex cukup banyak dibahas di buku sebelumnya, aku jadi semakin bersimpati dengan karakternya yang terasa kesepian :'( Kata-katanya mungkin terdengar kasar dan ia memang bukan tipe orang yang bisa dengan mudah berkata manis, tapi aku tahu ada rasa peduli di dalam hatinya. #TeamRex! Aku tidak akan spoil tentang apa yang dilakukan oleh Rex dalam buku ini, yang jelas aku merasa apa yang dipikirkan oleh Rex tidak sepenuhnya salah. Ia memiliki pemikiran dan logikanya sendiri, dan menurutku pemikiran Rex jauh lebih dewasa daripada Audy dalam berbagai aspek. Karakter Rex memang serius, tetapi entah mengapa ia tetap berhasil membuatku tertawa setiap kali ia menanyai Audy soal skripsinya xD Yang jelas buku ini tidak mengurangi rasa sukaku terhadap karakter Rex yang sudah ada sejak buku pertama! Berikut adalah dua quote dari Rex yang berkesan untukku :'))
"Aku pikir, di antara semua orang, kamu yang bakal mengerti. . . Kamu bisa memahami saudara-saudaraku dengan begitu mudah. Kenapa aku nggak?"
"Aku cuma nggak peduli tempat kita tinggal. . . Yang penting aku tahu ke mana harus pulang."

Tentu saja aku tidak akan melupakan 2R: Regan dan Rafael yang juga tidak kalah istimewa. Regan masih menjadi sosok kakak tertua yang bertanggung-jawab di tengah kesulitan yang harus ia hadapi sendiri. Sedangkan Rafael masih tetap imut seperti biasa. Aku selalu merasa sikapnya terhadap Audy sangat manis; karena meskipun sebenarnya Rafael sangat menyayangi Audy, ia tidak pernah terang-terangan mengungkapkannya. Namun ia menunjukkan perasaan itu dengan caranya sendiri, seperti memberi permainan sulit yang akan membuat Audy datang padanya untuk minta diajari :')

Membaca kronik dari kehidupan Audy bersama 4R masih menjadi perjalanan membaca yang menyenangkan untukku—salah satu alasannya mungkin karena aku selalu menikmati apapun yang ditulis oleh Orizuka. Walaupun aku harus bertahan membaca seluruh pikiran norak Audy, aku sangat suka dengan perkembangan seri ini secara keseluruhan. Hubungan antar-keluarganya semakin tergali dan hubungan percintaannya pun jadi lebih rumit dari sebelumnya. Aku memang tidak sepenuhnya puas dengan alur cerita buku ini, tetapi The Chronicles of Audy: 4/4 tetap menghibur dan juga adalah bacaan yang cukup ringan. Aku sangat tidak sabar menanti buku selanjutnya dari seri The Chronicles of Audy ini karena rasa penasaranku harus segera terpenuhi!
 
by.stefaniesugia♥ .

10 comments:

  1. aku juga #teamRex, nggak sabar mau baca buku ini :D

    ReplyDelete
  2. Aku baru baca bab-bab awal. Alias belum kelar.
    >.< *masih setia jadi #teamRex*

    ReplyDelete
  3. Saya ...saya juga ttp jdi #TeamRex kak *_*)9

    ReplyDelete
  4. keren loh review nya!!! Aku team rex juga lohhh!!!!

    ReplyDelete
  5. Wah,ku pikir ini seri terakhir. Ternyata msh ada lanjutannya T.T Lagi order buku nya nih. Semoga memuaskan! ><
    Thanks review nya^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya katanya ada buku ke-4 nya ;D Happy reading!

      Delete