Friday, March 13, 2015

Book Review: Sabtu Bersama Bapak by Adhitya Mulya

.
BOOK review
Started on: 6.March.2015
Finished on: 7.March.2015

Judul Buku : Sabtu Bersama Bapak
Penulis : Adhitya Mulya
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 278 Halaman
Tahun Terbit: 2014
Harga: Rp 40,800 (http://www.pengenbuku.net)

Rating: 4.5/5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
"Ada alasan yang kuat mengapa, sang Ibu membolehkan mereka memutar video Bapak yang baru, setiap Sabtu sore, sesudah azan Ashar.
Bagi Satya dan Cakra, ini adalah waktu terbaik mereka setiap minggu.
Sabtu bersama Bapak."
Gunawan sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk keluarganya sebelum ia pergi untuk selamanya dari dunia ini. Salah satu persiapannya adalah video-video yang ia rekam untuk kedua putranya: Satya dan Cakra. Hal itu ia lakukan agar anak-anaknya dapat tetap tumbuh dengan seorang Bapak, dan Bapak masih bisa menyampaikan segala sesuatu yang ingin ia ajarkan pada mereka. Setelah kepergian Bapak, Satya dan Cakra dengan setia menonton video Bapak seiring dengan bertambanya usia. Setiap petuah yang Bapak berikan akan menuntun Satya dan Cakra dalam langkah hidup mereka yang selanjutnya.

Beberapa tahun kemudian, Satya sudah menikah dengan Rissa dan memiliki tiga orang anak. Karena pekerjaannya, ia harus pindah ke Denmark dan hidup di kota tersebut. Akan tetapi kehidupan rumah tangga Satya tidak selalu berjalan mulus, karena istri bahkan anak-anaknya mulai merasa takut dengan keberadaannya. Sedangkan si bungsu, Cakra, masih kesulitan mencari jodoh; dan pendekatannya pada seorang perempuan bernama Ayu sepertinya tidak diterima dengan baik. Dan pesan-pesan Bapak-lah yang membawa mereka melewati semua rintangan dalam hidup—meskipun Bapak tidak lagi ada di sisi mereka.
"Mendiang Bapak telah mengajarkan pada anak-anaknya dalam sebuah posting, bahwa meminta maaf ketika salah adalah wujud dari banyak hal. Wujud dari sadar bahwa seseorang cukup mawas diri bahwa dia salah. Wujud dari kemenangan dia melawan arogansi. Wujud dari penghargaan dia kepada orang yang dimintakan maaf. Tidak meminta maaf membuat seseorang terlihat bodoh dan arogan."
image source: here. edited by me.
Aku sudah tersentuh oleh buku ini sejak halaman-halaman awalnya. Aku sangat kagum dengan pemikiran Bapak yang merencanakan segala sesuatunyaagar keluarganya tidak hidup susah setelah ia tidak ada. Kisahnya sendiri fokus pada tiga orang: Satya, Cakra, dan Mamahyang masing-masing memiliki pergumulan mereka sendiri. Satya dengan keluarganya yang nyaris berantakan, Cakra yang tidak kunjung mendapatkan jodoh, dan Mamah yang berjuang seorang diri. Lewat setiap kisah inilah, terkadang video-video berisi pesan Bapak diselipkan; pesan-pesan yang membantu mereka dalam mengambil keputusan dan tindakan. Dan sembari membaca kisahnya, aku pun turut meresapi pesan-pesan Bapak yang bermakna. Setiap konflik yang ada dalam buku ini pada akhirnya diselesaikan dengan baik, dan ending-nya sangat menghangatkan hati :')
"Menjadi panutan bukan tugas anak sulung—kepada adik-adiknya.
Menjadi panutan adalah tugas orangtua—untuk semua anak."
Bagian favoritku dari buku ini adalah saat karakter dalam ceritanya mengingat pesan/video Bapak. Aku sangat suka salah satu pesan Bapak yang tidak ingin memberi beban pada anak sulung yang harus jadi contoh untuk adiknya. Walaupun aku sendiri adalah anak bungsu, aku sangat bisa mengerti situasi ini. Dan menurutku cara Bapak dalam menghadapi anak sulung patut diacungi jempol. Dengan cara yang berbeda, Bapak memotivasi Satya agar anak sulungnya dengan sukarela menjadi panutan.

Pesan Bapak yang lain yang juga menjadi favoritku adalah yang disampaikan oleh Cakra pada Ayu. Bahwa ketika mencari jodoh, jangan hanya mencari pasangan yang akan melengkapi diri kita. Find someone complimentary, not supplementary (Oprah Winfrey), adalah salah satu quote yang berhasil jadi favoritku dari buku ini :))
"Kata Bapak saya... dan dia dapat ini dari orang lain. Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan, Yu..... Karena untuk menjadi kuat, adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain."

Tentu saja masih ada banyak bagian-bagian lain yang aku suka dari buku ini, tetapi aku tidak akan membahas semuanya agar tidak spoiler bagi yang belum baca bukunya :) Overall, kisah tentang keluarga Bapak ini telah mengajarkan banyak hal untukku; dan keseluruhan ceritanya terasa heartwarmingseperti hangatnya keluarga mereka. Ada nilai kehidupan, berkeluarga, dan lain sebagainya yang dapat diambil lewat kisah ini, dan aku sangat menikmatinya :)

by.stefaniesugia♥ .
 

14 comments:

  1. Konsep ceritanya sangat menarik :)

    Aku hanya pernah baca bukunya yang berjudul Jomblo, karyanya Adit yang lain kurang menarik seleraku seperti kejar jakarta tapi buku ini sepertinya akan kubaca :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dulu aku jg pernah baca Jomblo :D yang ini memang ceritanya menarik ;)

      Delete
  2. Makin pengen beli Stef >.<! Duh gajian masih lama yak? :p

    ReplyDelete
  3. Semacam Kuch-Kuch Hota Hai versi Ayah. :D
    Punyaku belum aku baca--masih dipinjam sama temen. -.-

    ReplyDelete
  4. Kemarin pas ke gramed sempet liat dan sempet pengen beli. Tapi novelku masih 5 belum kebaca uhuhuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe ayo dibelii :D Masih lumayan cuma 5 yg belum kebaca, aku msh lebih banyak lagi xD

      Delete
  5. paling mengharukan itu endingnya pas bagian video terakhir bapak :'')

    ReplyDelete
  6. Aku juga sdh baca dan sukaa. .Ada sedihnya ada lucunya :)

    ReplyDelete