BOOK review
Started on: 29.August.2014
Finished on: 3.September.2014
Finished on: 3.September.2014
Judul Buku : Perfect Mess
Penulis : Rina Suryakusuma
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 240 Halaman
Tahun Terbit: 2014
Tahun Terbit: 2014
Harga: Rp 44,200 (http://www.pengenbuku.net/)
Rating: 4/5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rating: 4/5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Aku menatap percakapan kami dengan hati nyeri. Ironis. Dulu kami menolaknya, sekarang kami mengharapkannya. Dulu kami berkonsultasi ke dokter bagaimana cara membunuh bayi itu. Sekarang kami bersusah payah agar anak itu datang kembali dalam rahimku."Kehidupan seorang remaja bernama Karenina Sukmadi tiba-tiba hancur akibat kesalahannya untuk satu malam. Dalam keadaan mabuk, ia berhubungan dengan seorang lelaki yang menyebabkan ia hamil. Karenina berusaha keras mencari jalan keluar untuk permasalahan tersebut, dan cara yang termudah adalah untuk melakukan aborsi. Namun seperti takdir, Karenina menemukan sebuah blog milik Sabina Dinata, yang menceritakan tentang pengalamannya melakukan aborsi dan penyesalannya yang teramat besar. Cerita yang ditulis oleh Sabina itulah yang berhasil membuat Karenina berubah pikiran.
"Semua orang bisa salah dan jatuh, Ren. Tapi untuk sadar dengan kesalahannya, nggak cari jalan pintas, mau tetap melakukan hal benar biarpun susah, nah, itu yang hebat. Sikap itu yang gue nggak yakin bisa mereka punyai."Beberapa tahun silam, Sabina pernah mengalami apa yang Karenina alami - yaitu hamil di luar nikah dan dipaksa untuk melakukan aborsi demi masa depannya. Dan setelah kejadian itu ia dipertemukan dengan Gerry di Australia, lelaki yang kemudian menjadi suaminya. Gerry menikahi Sabina bahkan setelah mengetahui masa lalu perempuan itu, ia menerima Sabina apa adanya. Akan tetapi, selama dua tahun menikah, keduanya belum juga dikaruniai anak. Dan Sabina merasa hal itu terjadi karena ia pernah menolak bayi yang diberikan padanya 5 tahun lalu.
"Ketika satu hal buruk terjadi, selalu ada berkat tersembunyi untuk mereka yang mau percaya. Di saat aku hilang arah karena anak yang hadir pada waktu yang tidak tepat, aku menemukan hal lain yang tak kalah berharga."Di sisi lain, Karenina yang sudah bertekad untuk tidak mengaborsi anak dalam kandungannya harus melalui banyak rintangan. Berkat dukungan dari Donald Wiryaguna - teman sekelasnya, Karenina menghadapi konsekuensi yang harus ia terima. Dimulai dari menceritakan kehamilannya pada orangtuanya, mengaku pada kepala sekolah, dan memikirkan apa yang akan ia lakukan dengan bayi itu nantinya. Namun di balik semua kekacauan yang terjadi, setiap dari mereka percaya bahwa Tuhan telah merancangkan sesuatu yang indah dan sempurna.
"Ini lesson of life. Pelajaran seumur hidup. Hanya sayangnya, butuh harga yang sangat mahal untukku, Karenina Sukmadi, untuk bisa mempelajari hal ini sampai menancap kokoh di hati."
image source: here. edited by me. |
Sebenarnya buku ini sudah terbit cukup lama, dan aku sangat ingin segera membacanya - tetapi ternyata baru sekarang mendapat kesempatan untuk menikmati lagi tulisan Rina Suryakusuma. Buku ini diterbitkan oleh imprint terbaru Gramedia Pustaka Utama, Chrom - yang fokus menerbitkan Christian Fiction. Jadi tidak mengejutkan kalau buku ini cukup sering mengaplikasikan gaya pikir serta gaya hidup kristiani dalam ceritanya. Kisah yang cukup sederhana ini terasa menghangatkan hati, dan memberikan pesan-pesan yang baik kepada pembacanya.
Kisah ini diceritakan lewat sudut pandang pertama kedua karakter utamanya: Karenina dan Sabina, secara bergantian. Masing-masing memiliki pergumulan yang mereka hadapi; Karenina dengan kehamilannya, dan Sabina dengan kehamilan yang ia tunggu-tunggu. Sebenarnya konflik cerita ini hanya sekadar itu saja; tetapi pembaca dibawa mengikuti bagaimana takdir dan rencana Tuhan mempertemukan jalan hidup keduanya di saat yang sempurna. Sejak awal, aku sudah bisa menebak kemana ceritanya akan mengarah, sehingga ending-nya sama sekali tidak mengejutkan. Tetapi ada satu twist dalam ceritanya yang cukup mengejutkan untukku, yang menambah sedikit konflik dan ujian bagi karakternya.
Meskipun alur ceritanya berjalan sedikit lambat, aku sangat menyukai setiap pesan-pesan yang disampaikan lewat ceritanya. Pesan tersebut tidak hanya bisa diterima oleh orang yang mungkin hamil di luar nikah juga, tetapi juga bagi orang-orang yang telah melakukan kesalahan besar atau sedang terpuruk. Cerita ini memberikan inspirasi serta motivasi, bahwa orang yang terpuruk sekalipun dapat menemukan jalan keluar jika ia percaya dan bersandar pada kekuatan Tuhan. Pesan berikutnya, yang diucapkan oleh karakter favoritku - Gerry - adalah tentang pengampunan Tuhan. Kisah ini mengajarkan bahwa sebesar apapun kesalahan kita, jika kita menyesal dan memohon ampun, Tuhan selalu bermurah hati untuk mengampuni. Bahkan biasanya malah diri kita sendiri yang mengingat-ingat dosa yang bahkan Tuhan sudah ampuni :))
"Karena itu, Sabs, aku cinta kamu. Masa lalumu, semua itu sudah tidak penting lagi. Kamu berbuat salah, kamu menyesal, kamu minta ampun pada Tuhan. Dan Dia memaafkanmu. Bagaimana mungkin aku yang hanya ciptaan-Nya bisa menghakimi kamu begitu rupa. Nggaklah, Sabs."
Aku menikmati kisah ini dari awal dari akhir, dan ceritanya dapat menjadi motivasi, inspirasi, sekaligus kekuatan iman bagi para pembacanya. Dan yang terakhir, salah satu poin terpenting dari cerita ini untukku adalah bahwa terkadang musibah yang terburuk adalah jalan yang membawa kita menuju berkat yang terbaik. Tentunya, aku akan terus menantikan karya terbaru Rina Suryakusuma, dan mungkin akan membaca buku lain terbitan Chrom yang mampu membuatku tertarik ;))
"Pembunuhan Naomi adalah suatu hal yang sangat keji. Itu dosa terbesarku. Tapi Tuhan menggunakan kesalahanku untuk kebaikan dalam hidupku. Satu berkat terindah yang pernah kuterima dari-Nya, datang dari kesalahan terbesar yang pernah kulakukan seumur hidupku.
Gerry."
Chrom = Christian Romance, bukan?
ReplyDeleteKapan-kapan pengen nyobain ah. :)
eh iya bener juga xD kayaknya sih bener gitu singkatannya ;D
Deleteayo ayo dicoba bacaa ;))
Wah, ceritanya seru nih. Tapi saya muslim, kira-kira pas nggak ya baca novel ini? Saya harap bisa, biar beda keyakinan juga.
ReplyDeletesecara umum aku rasa ceritanya bisa diterima oleh agama apapun kok ;)))
Delete