Monday, February 17, 2014

Book Review: You Are the Apple of My Eye by Giddens Ko

.
BOOK review
Started on: 10.February.2014
Finished on: 15.February.2014

You Are the Apple of My Eye by Giddens Ko

Judul Buku :  You Are the Apple of My Eye (那些年,我們一起追的女孩)
Penulis : Giddens Ko
Penerbit : Penerbit Haru
Tebal : 350 Halaman
Tahun Terbit: 2013
Harga: Rp 53,550 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 4.5/5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Jadi, adegan dalam cerita ini berawal dari tembok yang dipenuhi grafiti, lalu diam-diam membawa wajah cantik Shen Jiayi ke dalam cerita ini.
Ceritaku, bukan, cerita masa muda kami, dimulai begitu saja."
Ke Jingteng adalah siswa yang luar biasa nakal dan selalu mendapat nilai rendah sehingga ia masuk ke dalam daftar hitam. Meskipun ia dihukum duduk di sebelah tembok, kenakalannya tetap tidak terbendung. Hingga akhirnya Guru Lai memutuskan agar Ke Jingteng duduk di depan Shen Jiayi, murid perempuan paling pintar di kelas yang juga disukai oleh semua orang. Sejak itu, Shen Jiayi selalu mengatakan pada Ke Jingteng bahwa tingkah lakunya di kelas sangat kekanak-kanakan; dan hal itu membuat Ke Jingteng menjulukinya bibi karena ia sangat cerewet. Itu semua adalah permulaan dari kisah masa muda Ke Jingteng.

"Manusia tidak boleh terlalu percaya diri dengan bakat yang dimilikinya, hal ini hanya akan membuat 'ketekunan' menjadi sia-sia. Dua orang gadis di masa mudaku, keduanya membuatku menyadari satu hal ini... hanya dengan ketekunan, seseorang baru bisa menikmati hasil yang indah. Hanya dengan terus tekun berusaha, seseorang baru bisa melihat dunia yang tidak terbayangkan sebelumnya."
Shen Jiayi yang seringkali menusuk punggung Ke Jingteng dengan pulpen berhasil membuat lelaki itu lebih rajin belajar - bahkan nilai-nilainya pun meningkat dengan pesat. Perubahan itu membuat seorang gadis bernama Li Xiaohua jadi dekat dengan Ke Jingteng. Li Xiaohua sebenarnya juga adalah gadis yang pandai, tetapi seringkali meminta bantuan pada Ke Jingteng - sehingga membuat lelaki itu bangga dan semakin giat belajar. Di saat Ke Jingteng masih tidak yakin dengan perasaannya terhadap Shen Jiayi, ia pun menyukai Li Xiaohua. Sayangnya, perasaan itu harus pupus bahkan sebelum Ke Jingteng sempat menyatakannya. Sehingga ia menyusun rencana untuk mengejar Shen Jiayi dengan strateginya sendiri.
"Keteng, bagaimana bisa di saat kau sudah menyukai Jiayi, kau juga menyukai Xiaohua?" tanya A He tidak mengerti. Ia adalah seseorang yang sangat teguh memegang cinta.
"Apa masalahnya? Apa yang salah dari menyukai dua orang perempuan? Banyak perempuan yang juga menyukai Andy Lau sambil menyukai Jacky Cheung!" Aku menjawab dengan polos, nada bicaraku terdengar asal.
Menghindari perasaan, barulah dapat disebut sebagai masalah yang paling tidak normal.
"Masa-masa panjang menunggu Shen Jiayi yang tidak ingin pacaran dan fokus belajar kuanggap sebagai perjuangan cinta paling hebat dalam kehidupanku. Jika tidak bisa bersenang-senang dalam prosesnya, rasanya sangat disayangkan. Namun jika terlalu berlebihan mengharapkannya, juga bisa benar-benar menghilangkan semua kebahagiaan yang seharusnya bisa dirasakan."
Shen Jiayi adalah perempuan yang giat belajar dan sama sekali belum ingin memikirkan tentang percintaan. Oleh karena itu, di saat saingan cinta Ke Jingteng dengan menggebu-gebu menyatakan perasaan mereka pada Shen Jiayi, Ke Jingteng hanya berada di samping gadis itu sebagai sahabat baik. Mereka belajar dan mengobrol bersama, Ke Jingteng menunjukkan perhatiannya hanya sebagai teman. Persahabatan mereka berlanjut dari SMP hingga kuliah; Ke Jingteng bahkan rela memutuskan untuk memilih jurusan manajemen sains pilihan Shen Jiayi - meski ternyata Jiayi malah gagal masuk.

Di saat itulah, Ke Jingteng menyatakan betapa ia sangat menyukai Shen Jiayi dan berharap mereka bisa bersama selamanya. Akan tetapi setelah mengungkapkan perasaannya, Ke Jingteng terlalu takut mendengar jawaban dari Shen Jiayi sehingga ia meminta gadis itu untuk tidak mengatakan apapun. Ia menyuruh Shen Jiayi bersabar hingga saat ketika Ke Jingteng yakin bisa mendapatkannya. Delapan tahun Ke Jingteng mempunyai perasaan pada Shen Jiayi, dan menyukai gadis itu telah mengubah hidupnya.

Baca kisah selengkapnya di You Are the Apple of My Eye.
 
Sebelum membaca novel ini, aku sudah pernah menonton adaptasi filmnya beberapa tahun yang lalu. Aku sama sekali tidak tahu kalau ternyata film itu berasal dari novel yang adalah semi-autobiografi penulisnya sendiri. Sewaktu menonton, harus kuakui ceritanya cukup menyenangkan, apalagi aku suka dengan aktor yang berperan sebagai Ke Jingteng ^^;. Karena waktu sudah berlalu cukup lama sejak aku menonton adaptasi filmnya, aku sudah tidak terlalu ingat secara detail - tapi aku masih sangat ingat satu hal: ending-nya. Tentu saja ada perbedaan yang cukup banyak antara novel dan filmnya (akan dibahas lebih lanjut di movie adaptation review-nya), dan aku rasa aku lebih menyukai versi novelnya. Melalui tulisan, banyak emosi dan perasaan yang bisa disampaikan secara lebih mendalam; terlebih lagi, aku sangat menyukai gaya penulisan Giddens Ko dalam buku ini :)

Kisah ini ditulis dengan sudut pandang pertama Ke Jingteng, sehingga pembaca dapat masuk ke dalam hati dan perasaan sang karakter utama. Entah apakah karena buku ini adalah semi-autobiografi, karakter Ke Jingteng rasanya benar-benar hidup dan aku seperti mengenalnya dengan baik setelah membaca buku ini. Giddens Ko juga memberikan detail-detail yang relevan tentang karakternya, seperti Ke Jingteng yang penuh percaya diri, tekad, dan terkadang kekanak-kanakan. Alur ceritanya sangat mengalir; tidak ada banyak konflik dan ceritanya hanya fokus pada Ke Jingteng yang mati-matian mengejar Shen Jiayi dengan segala usahanya (walaupun teman-temannya juga menyukai Shen Jiayi). Sang penulis juga menyelipkan paragraf-paragraf yang menjelaskan saat ketika ia mengenang memori masa lalu yang sedang diceritakannya. Hal yang menarik dari ceritanya adalah cara berpikir dan tindakan Ke Jingteng, sekaligus kata-katanya yang terkadang bisa jadi sangat melankolis dan puitis. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya bahwa aku masih ingat dengan ending adaptasi film-nya; sehingga secara tidak langsung aku sudah tahu apa yang akan terjadi dengan akhir novel ini. Meskipun ceritanya berakhir dengan miris, aku sangat menyukai emosi yang terkandung di dalamnya - seperti menyimpulkan rasa pahit dan manisnya perasaan cinta.

https://31.media.tumblr.com/96b4bac182357c0deb2b5d4acdd0d7d2/tumblr_msyainRAPm1s8f4yoo1_250.jpg https://31.media.tumblr.com/6cc55c91815cf9d0cafd62e9e384c45c/tumblr_msyainRAPm1s8f4yoo3_250.jpg

Karakter favoritku dalam cerita ini tentu saja adalah Ke Jingteng yang sangat charming dengan segala kekanak-kanakan sekaligus kedewasaannya dalam cinta xD Karakternya sangat manis karena dia berawal dari siswa bandel yang rela berubah menjadi rajin demi gadis yang ia sukai. Terlebih lagi, keinginannya untuk menunjukkan kemampuannya yang hebat itu menurutku sangat manis ;D Selain itu, karakter Ke Jingteng cukup sering mengatakan kalimat-kalimat yang sangat aku suka, sehingga nilai Ke Jingteng di hatiku semakin lama semakin meningkat. Salah satu adegan favoritku adalah saat Ke Jingteng berpura-pura marah pada Shen Jiayi, membuat gadis itu khawatir dan bingung; kemudian baru Ke Jingteng menyerahkan hadiah ulangtahun untuk Shen Jiayi hanya agar ia bisa merasakan kebahagiaan yang tak terkira :')))
"Jadi begini, aku ingin membuatmu merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Ibaratnya bila indeks kebahagiaanmu naik dari nol sampai seratus, pasti tidak sebanding seperti bila naik dari minus seratus sampai seratus, karena nilai mutlaknya jadi 200. Sangat hebat, dan bisa menjadi kebahagiaan yang tak terlupakan seumur hidupmu!"
"Pulang bersama", entah muncul di kehidupan mana pun, kedua kata ini memiliki arti yang romantis.
"Bersama" mewakili hal yang tidak bisa dilakukan sendiri, "pulang" berarti kembali ke kehangatan.

Secara keseluruhan, aku sangat menyukai buku ini! Selain karena karakter Ke Jingteng yang telah berhasil merebut hatiku (ㅋㅋㅋ), aku juga jatuh cinta dengan penulisan Giddens Ko - dan jika Penerbit Haru menerjemahkan karyanya yang lain, aku tidak akan ragu untuk membacanya :)) Buku ini menggambarkan perasaan cinta yang bittersweet; juga mungkin dapat membuat pembaca kembali mengenang cinta pertama yang terjadi pada jaman sekolah ^^ Mudah-mudahan ini bukan terakhir kalinya Penerbit Haru menerjemahkan novel Mandarin :D

You are the apple of my eye.
Kau adalah orang yang paling berharga untukku.
Bagi yang belum pernah menonton film-nya, silahkan lihat trailer di bawah ini ^^
 
 
 
by.stefaniesugia♥ .

10 comments:

  1. lovely review is lovely! :) aku gak sabar buat beli bukunya dan baca sendiri kisahnya hihi ♡

    ReplyDelete
    Replies
    1. thank you! and i hope you will enjoy this book too ! ;)

      Delete
  2. film dan novelnya emang agak beda. tapi sama2 sediiih dan bikin nangis. ;((

    ReplyDelete
  3. Duh... kalo sad ending jadi ragu mau baca...? Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ngga terlalu sad juga sih (?) hahah xD tergantung selera kali yah ;D

      Delete
  4. waktu ke toko buku, ragu mau beli yang ini soalnya udah pernah nonton versi movie-na. tapi setelah baca review ka' Stef... baru tertarik buat masukin novel ini ke anggaran buku bulan ini. :)
    Oia salam kenal, ka' Stef... aku fans lama tapi baru kali ini berani nulis komen. seringnya baca2 review yang 'western' novel. suka sama cara nulis review ka2' yang simple dan pas. aku jadi sering dapet rekomendasi buku2 bagus. arigatou... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Ayu, makasih ya udah baca review ini ;D
      senang bisa membantu, happy reading! ;))

      Delete
  5. Wah. COMPLETE with COMPLICATED LOVE! Cocok gak kak? Hahaha... Sad ending dari Filmnya, cukup membuat tisu habis di depan TV. Actor di film make me feel deep with their action. Yah, biarpun belum baca novelnya, Review kali ini CUKUP membuat saya berkata "Tissue please? Whe i can buy it?" Salam kenal kak, Stef.

    ReplyDelete
  6. akhirnya itu sad end yang dijadikan happy end XD ahaha memang sad end, tp saya gak merasa butuh tisu banyak lah, karena akhirnya itu kayak disediain celemek imut buat bungkus cerita dengan manis :3 saya jadi pengen nonton film nya lagi euyy kangen x)) mwah mwah suka bgt remaja bgt manis bgt :*

    ReplyDelete