Monday, July 1, 2013

Book Review: Mahogany Hills by Tia Widiana

.
BOOK review
Started on: 29.June.2013
Finished on: 30.June.2013

Judul Buku : Mahogany Hills
Penulis : Tia Widiana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 344 Halaman
Tahun Terbit: 2013
Harga: Rp 49,300 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 5/5
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Jagad hanya bisa berharap Mahogany Hills tidak membawa pengaruh buruk pada Paras. Jagad tahu tidak ada kenangan yang menyenangkan bagi Paras di Mahogany Hills, tapi bagaimanapun, satu-satunya yang mengikat mereka adalah Mahogany Hills."
Kisah ini adalah tentang Jagad dan Paras yang baru saja menikah. Akan tetapi pernikahan mereka tidaklah biasa, karena didasari perjodohan - bahkan keduanya baru saling mengenal selama seminggu. Segera setelah menikah, mereka tinggal di sebuah rumah bernama Mahogany Hills, yang terletak di pegunungan Sukabumi yang asri dan indah. Namun kehidupan rumah tangga mereka tidak seindah rumah yang mereka tinggali - karena pernikahan itu tidak dilakukan atas dasar cinta, dan Jagad mempunyai rahasia yang ia simpan dari Paras.

Semenjak pernikahan mereka, Jagad dan Paras seperti orang asing. Meskipun Paras terus berusaha membuka pembicaraan dengan suaminya, Jagad tidak pernah memberikan respon yang baik. Setiap perkataan dan tindakan yang Paras lakukan dibalas dengan sinis oleh Jagad. Terlebih lagi, di Mahogany Hills yang terletak di pegunungan, Paras tidak mempunyai banyak kegiatan untuk dilakukan. Sehari-hari keduanya pun jarang sekali bertemu - bahkan interaksi antara keduanya yang bisa diingat Paras adalah ketika Jagad mengklaksonnya saat akan berangkat bekerja. Paras merasa ia sama sekali tidak mengenal suaminya; dan Jagad cukup mengagumi Paras yang masih terus bertahan dengan sikap buruk yang ia sengaja.
"Yang sebenarnya terjadi adalah perasaannya sedang tidak enak. Dia bosan dengan keadaan seperti ini. Lebih dari seminggu mereka tinggal serumah, tapi Jagad masih saja sinis, marah, dan menggerutu. Selalu menjawab ogah-ogahan jika diajak bicara. Tidak pernah berkomentar apakah masakannya enak atau hasil setrikaannya kurang rapi."
"Paras jadi merasa dirinya seperti tembus pandang, Jagad tidak benar-benar melihatnya, atau mungkin Jagad memang tidak pernah menyadari kehadiran Paras. Jagad tidak peduli apakah Paras ada atau tidak."
Akan tetapi pertahanan Paras mulai retak saat ia melihat Jagad berduaan dengan seorang perempuan bernama Nadia. Belum pernah sebelumnya Paras melihat Jagad tersenyum dan tertawa seperti saat itu. Setelah kejadian itu, Paras dan Jagad bertengkar hebat - dan Jagad mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan bagi Paras. Didorong oleh rasa penasarannya, Paras mencari tahu hubungan Jagad dengan Nadia lewat ibu mertuanya. Ia akhirnya mengetahui fakta bahwa Nadia adalah cinta pertama Jagad yang tidak pernah berhasil ia dapatkan. Hati Paras pun hancur, saat Jagad mengatakan bahwa Paras adalah penghalang bagi Jagad dan Nadia.
"Kalau dia bukan Jagad Arnawarma dan perempuan itu bukan Paras Ayunda Bakhtiar, dan mereka tidak dipertemukan seperti ini, dalam keadaan begini, apakah dia bisa mencintai perempuan itu?
Tidak sulit, malah akan terlalu mudah."
Kesusahan Paras tidak berhenti sampai di sana, ia masih harus kedatangan Adrian - mantan pacarnya yang posesif dan kasar - di Mahogany Hills. Berbagai kejadian buruk menimpanya, dan ia tidak sanggup lagi bertahan menghadapi Jagad yang selalu melukai perasaannya. Di saat yang sama, Jagad mulai merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya - perasaan yang awalnya tidak mau ia akui. Setelah sekian lama, Jagad harus mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia mulai terbiasa dengan keberadaan Paras di dekatnya - dan mulai menyesali kebodohannya. Namun saat ia mengetahui fakta di balik seorang Paras dan hendak membenahi kesalahannya, segala sesuatunya sudah terlambat. Hingga tiba saatnya bagi Jagad untuk menebus perbuatannya dan melakukan bagiannya sebagai suami Paras.
"Setelah menikah denganmu, cinta jadi tidak terlalu rumit. Denganmu, cinta menjadi sangat sederhana. Cinta adalah memberi, menerima dan memaafkan. Aku bukan malaikat, aku lelaki brengsek yang pernah menyia-nyiakanmu. Tapi aku tahu aku tidak akan meninggalkanmu hanya karena kau terlalu baik untukku. Aku akan selalu bersamamu, mencintaimu, dan terus belajar mencintaimu, agar aku bisa sebaik kau."
image source: here. edited by me.
Sejujurnya, aku tidak menyangka akan begitu menikmati kisah ini - salah satu alasannya adalah karena aku belum pernah membaca karya penulisnya. Akan tetapi lembar demi lembar buku ini telah berhasil menyedotku masuk ke dalam kisahnya yang penuh dengan gejolak emosi. Sebagai penulis yang baru saja menerbitkan buku pertamanya, harus kuakui bahwa aku sangat setuju dengan komentar juri yang mengatakan bahwa penulisannya amat sangat baik. Kata demi kata yang dituliskannya membuatku terbawa perasaan yang disampaikan oleh karakternya dan setiap bagian alurnya pun mengalir dengan baik.

Alur ceritanya dimulai dengan memperkenalkan dua karakter utamanya, Jagad dan Paras, dan perlahan-lahan pembaca mulai merasakan aura tidak akrab yang menguar dari mereka. Sedikit demi sedikit ceritanya mengungkapkan latar belakang masing-masing karakter, memperdalam dan memperjelas bagaimana relasi Jagad-Paras dalam cerita ini. Kejadian demi kejadian pun menumbuhkan emosi, dan perilaku Jagad yang terkesan jahat itu membuatku iba dengan karakter Paras. Meskipun Jagad bertingkah laku sinis, tetapi cerita ini juga menyampaikan isi hati Jagad yang sebenarnya lewat narasi - sehingga pada akhirnya aku tidak sampai tahap membenci karakternya. Di paruh pertama cerita, kisah ini membuatku merasakan kesedihan dan luka hati Paras; di paruh kedua cerita saat semuanya berubah (no spoiler), aku pun turut merasa bahagia untuk Paras. Tia Widiana telah berhasil membuatku bersimpati dengan apa yang dirasakan karakternya; yang terkadang sedih, terluka, bahagia, dan juga kecewa. Alur cerita kisah ini sebenarnya cukup sederhana (meskipun memang dramatis, dan bisa kubayangkan jika menjadi sebuah sinetron), akan tetapi pergolakan emosi yang hebat dalam kisah inilah yang membuat ceritanya menjadi dalam dan terasa rumit. Bagian favoritku dari buku ini adalah: epilog-nya. Ironi yang terselip pada bagian ini membuatku tersenyum dan menutup buku ini dengan hati yang benar-benar puas :) (no spoiler)

Karakter utama dalam cerita ini hanya dua: Jagad dan Paras, karakter tambahan lain seperti Nadia dan Adrian sepertinya hanya ada sebagai konflik. Aku sangat menyukai kisahnya yang benar-benar terfokus pada Jagad dan Paras, karena dengan begitu pembaca bisa benar-benar mengenal mereka (secara pemikiran dan perasaan). Karakter favoritku dalam buku ini adalah Paras; tentu saja karena aku amat kagum dengan kegigihan dan perjuangannya melewati masalah yang ada. Ia adalah orang yang tulus, ramah, dan juga baik hati - sehingga tidak sulit untuk menyukai karakternya. Dibandingkan Jagad yang pada awalnya terasa seperti karakter antagonis, Paras adalah karakter yang seperti seorang malaikat dari awal hingga akhir.

Secara keseluruhan, buku ini sangat memuaskan dan membuatku tidak bisa berhenti membacanya. Setiap menyelesaikan satu halaman, aku semakin penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Gaya penulisan yang sederhana tetapi sarat dengan emosi, alur cerita yang tersusun dengan baik, karakter yang dalam, semuanya menghasilkan kisah yang amat mudah kunikmati. Harus kuakui bahwa Tia Widiana pantas mendapatkan gelar Juara 1 Lomba Penulisan Novel Amore - dan tak perlu diragukan lagi, aku akan menantikan karyanya yang selanjutnya :)

by.stefaniesugia♥ .

3 comments:

  1. ooo, ternyata tipikal benci lalu cinta, covernya bagus, jadi mau baca

    ReplyDelete
  2. lagi nungguin novel Mahogany Hills ini sampai ke rumah. lama banget nih, padahal udah penasaran banget sama ceritanya. apalagi blognya kak Stef ngereview tentang ini. makin penasaran aja.
    duh...

    ReplyDelete
  3. Makin penasaran baca bukunya......*mode nunggu kiriman*

    ReplyDelete