Tuesday, March 26, 2013

Book Review: Penari Kecil by Sari Safitri Mohan

.

BOOK review
Started on: 14.March.2013
Finished on: 18.March.2013
 
Judul Buku : Penari Kecil
Penulis : Sari Safitri Mohan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 384 Halaman
Tahun Terbit: 2013
Harga: Rp 46,750 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 4.5/5
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Saat menari, aku merasakan munculnya kebahagiaan berlipat-lipat dari tubuhku. Aku bisa lupa segala hal di sekelilingku. Aku tak ingat lagi kemarahan-kemarahan Papa. Lupa dengan ketegangan-ketegangan di rumah. Dan semua alasan itu membuatku jatuh cinta pada menari."
Kisah ini dimulai dengan perkenalan dari Ira tentang kedua orangtua dan juga keluarganya. Ayahnya, Ibrahim, adalah seorang pekerja keras yang akhirnya berhasil menjadi pengusaha tailor. Selama hidupnya, Ira dan kakaknya, Intan, harus hidup di bawah didikan sang Ayah yang keras dan kolot. Intan selalu patuh dan melakukan semua yang diperintahkan oleh Ayahnya - seolah kehidupannya sudah tidak memiliki pilihan lain selain menganggukkan kepala terhadap apa yang diminta sang Ayah. Akan tetapi beda halnya dengan Ira, yang selalu mengusahakan apa yang ia inginkan dengan berbagai macam cara - sambil berusaha untuk tetap berada dalam koridor peraturan Ayahnya.

Sejak kecil, Ira harus hidup berdasarkan berbagai macam aturan dan larangan Ayahnya yang seringkali tidak bisa ia mengerti. Semasa sekolah, Ira harus menyembunyikan dari Ibrahim, fakta bahwa ia bersahabat tidak hanya dengan perempuan, tetapi juga laki-laki. Tidak jarang, Ira memberontak dari peraturan yang diberikan Ayahnya secara diam-diam tanpa tertangkap basah. Dan sejak kecil pula, Ira sangat suka menari dan membuatnya ingin mendalami seni gerak lebih jauh setelah lulus SMA. Tentu saja, Ayahnya yang kolot tidak dapat menerima keinginan anak bungsunya karena tidak melihat adanya masa depan dengan menari. Saat Ayahnya menekankan bahwa Ira tidak boleh menekuni seni tari, Ira hanya mengangguk - akan tetapi ia tidak berencana untuk melepaskan impiannya.
"Menyenangkan hati Papa adalah pekerjaan misterius. Aku tidak pernah benar-benar tahu apa sebetulanya yang bisa membuat hatinya tersenyum. Papa tidak pernah bicara dari hati ke hati pada anak-anaknya. Hanya dua jenis bicara yang Papa lakukan: pendek atau panjang. Jika pendek, sudah pasti berisi aturan, larangan, atau perintah. Jika panjang, jelas isinya ceramah, nasihat, atau petuah-petuah. Keduanya dikeluarkan dengan mimik muka yang kurang-lebih sama, yaitu tanpa ekspresi. Susah mengetahui kapan Papa sedang gembira. Satu hal yang gampang menjawabnya, adalah kapan Papa sedang marah."
Dengan caranya sendiri, Ira berhasil masuk ke sebuah institut kesenian untuk mendalami seni tari. Di sanalah ia berkenalan dengan seorang lelaki bernama Bayu, kakak lelaki dari temannya di kampus. Tidak butuh waktu lama bagi Ira untuk menyadari bahwa ia mempunyai perasaan khusus terhadap Bayu. Akan tetapi ia sama sekali tidak pernah berpikir untuk mengenalkan Bayu kepada Ayahnya, karena Ira tahu Ayahnya pasti akan berkata tidak. Hubungan Ira dengan Bayu ia jalani dengan sembunyi-sembunyi, karena lelaki itu mempunyai kepercayaan yang berbeda dengannya. Akan tetapi rahasia yang ia sembunyikan rapat-rapat ternyata tidak bisa disimpan selamanya.

Larangan dan peraturan yang diberikan oleh sang Ayah tidak berhenti di situ. Saat Ira mendapatkan kesempatan untuk meraih mimpinya lebih jauh lagi, ketika itulah Ayahnya memberikan penolakan yang keras. Akan tetapi, sejak kecil pun Ira bukanlah jenis orang yang dengan mudah menyerah begitu saja. Ia selalu berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Apakah pada akhirnya Ira akan mampu menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya - bahkan mampu mencintai orang yang dicintainya?
"Aku mengeluh dalam hati. Kenapa aku selalu bertemu dan jatuh cinta pada laki-laki yang masuk daftar yang dilarang ayahku? Aku tidak pernah meminta ini terjadi padaku. Semuanya datang padaku secara alami dan tanpa paksaan."
"... sebelum kamu bisa menari dengan sempurna, bukankah kamu melewati serangkaian latihan yang penuh gerakan salah? Kamu tidak akan bisa menari dengan indah dan sempurna, kalau kamu tidak mau bergerak dan melatih dirimu. Kalau kamu tidak mengizinkan dirimu melihat kesalahan-kesalahan, sampai kapan pun kamu tidak akan bisa menari sempurna."
Baca kisah selengkapnya di Penari Kecil.
image source: here. edited by me.
Buku ini adalah karya kedua Sari Safitri Mohan yang aku baca, setelah sebelumnya aku pernah membaca bukunya yang berjudul Tak Akan Habis Duniaku. Sewaktu melihat nama Sari Safitri Mohan pada sampul buku ini, aku tidak ragu untuk segera membelinya karena karyanya yang pertama sangat memuaskan bagiku. Meskipun tentu saja aku tidak dapat mengingat isi buku yang kubaca beberapa tahun yang lalu, aku masih mengingat bahwa buku tersebut sangat berkesan untukku. Dalam buku terbarunya kali ini pun, Sari Safitri Mohan dengan gaya penulisannya yang luwes dan mengalir, berhasil menyampaikan sebuah kisah kehidupan yang meninggalkan kesan mendalam.

Alur ceritanya sangat mengalir sekali karena setiap detail cerita dan karakter yang ada disampaikan dengan baik, sehingga pembaca seolah benar-benar mengenal mereka satu-persatu. Permasalahan yang ada di dalam buku ini sebenarnya ada cukup banyak - meskipun kebanyakan memang adalah buah dari hasil didikan sang Ayah kepada kedua anaknya. Konflik terbesar cerita ini terletak pada sudut keluarga, menceritakan sikap Ibrahim yang kolot, galak, dan keras. Dimulai dari konflik tersebut, muncul permasalahan lain dalam kehidupan Ira seperti pertemanannya, hubungannya dengan lelaki, bahkan menyangkut tentang impiannya. Dan meskipun cerita ini dituliskan dari sudut pandang Ira sebagai pemeran utama, kakak Ira yang bernama Intan juga memperoleh bagian dalam menunjukkan dampak didikan sang Ayah yang begitu keras. Karakter-karakter dalam kisah ini menunjukkan pemberontakan dari keinginan yang keras untuk meraih harapan dan impiannya. Pada bagian ringkasan cerita, aku tidak menuliskan terlalu banyak supaya yang belum membaca buku ini dapat menikmati keseluruhan ceritanya secara maksimal :)

Salah satu faktor yang membuatku sangat menikmati buku ini adalah karakternya. Kedalaman karakter yang dihasilkan dari detail masa lalu dan berbagai kejadian berhasil membuatku merasa simpati terhadap mereka - tentu saja terutama Ira dan Intan. Aku juga merasa tindakan yang mereka lakukan pun terjadi secara alami dan sebagai pembaca aku merasa simpatik dengan keadaan yang ada. Salah satu yang paling membekas untukku adalah tindakan Intan yang memberontak karena tekanan yang begitu kuat dari Ayahnya dan ia hanya bisa tunduk untuk sekian lama (no spoiler, untuk kisah lebih lanjutnya bisa dibaca di bukunya ^^). Dalam hal ini, aku sangat bisa mengerti perasaan dan alasan Intan berbuat demikian meskipun hal itu salah. Tentunya masih banyak karakter lain yang juga berkesan, antara lain: Tamara, yang merasa iri terhadap keluarga Ira karena kondisi keluarganya yang mengenaskan; dan juga tentu saja sang karakter utama: Ira. Meskipun Ira adalah karakter yang keras dan juga pemberontak, pembaca dapat melihat betapa ia menghormati dan sangat ingin menyenangkan hati Ayahnya.
"Siapa yang mengajari kamu untuk hidup sederhana kalau bukan Papa? Siapa yang sudah ngasih bekal sebanyak-banyaknya tentang hidup yang sangat keras di luar dan kita harus menyiapkan segala sesuatunya? Siapa yang ngajarin kamu untuk nggak percaya sama orang yang banyak bualannya? Siapa yang ngajarin kamu untuk selalu mandiri? Siapa yang melindungimu sampai melupakan kekecewaannya sendiri? Siapa yang mengajarimu untuk selalu nolongin orang lain sampai tuntas? Siapa yang ngajarin kamu untuk nggak jadi anak manja? Siapa itu kalau bukan Papa? Hah?"
Jujur saja, buku ini menyuguhkan banyak sekali hal yang berbeda, yang sulit aku jelaskan hanya dalam review yang tidak terlalu panjang ini. Aku harap review ini menyampaikan dengan baik isi buku Penari Kecil yang penuh dengan nilai-nilai kehidupan yang sering kita temui sehari-hari. Secara keseluruhan, aku sangat menikmati buku ini - terutama dengan penulisan dan narasi yang sangat luwes dan mengalir; cerita ini pun diakhiri dengan indah sekali. Karakter-karakternya yang terasa begitu hidup, serta konflik yang muncul dengan alami seiring dengan berjalannya cerita membuat kisah ini benar-benar nyata di pikiranku. Tidak lupa juga bahwa ada banyak sekali nilai moral yang dapat dipetik dari kisah ini. Aku harap Sari Safitri Mohan akan terus berkarya dan menuliskan kisah menarik lainnya :)

by.stefaniesugia♥ .

3 comments:

  1. belum pernah baca karya penulisini, tapi baca dari reviewnya sepertinya layak baca ya :)

    ReplyDelete
  2. "Aku mengeluh dalam hati. Kenapa aku selalu bertemu dan jatuh cinta pada laki-laki yang masuk daftar yang dilarang ayahku? Aku tidak pernah meminta ini terjadi padaku. Semuanya datang padaku secara alami dan tanpa paksaan."

    Buku tersebut bisa jadi sebuah pertentangan batin luar biasa namun bisa dikelola dengan baik untuk mengungkap tabir sang penari.

    Resensinya renyah banget. sukses ya

    ReplyDelete
  3. Ass.wr.wb nyuwun ngapunten nggih bu..,hee. saya Dicky mahasiswa semester akhir Universitas Muhammadiya Surakarta..,, sebelumnya maaf telah menyita sedikit waktu Ibu.., berhubungan dengan skripsi saya yang mengkaji novel Penari Kecil karya Ibu sendiri.., sebagai syarat keabsahan penelitian saya, saya membutuhkan biografi atau coretan-coretan perjalanan hidup ibu. dan saya berharap ibu mau sedikit membuka informasi sebagai referensi yang bermanfaat.sedikit banyaknya seperti itu dari saya, mohon maaf kalau kata-kata saya kurang sopan, terima kasih atas waktu dan perhatiannya, Wassalam Dicky.

    ReplyDelete