Book Review: Seasons to Remember by Ilana Tan

.

BOOK review
Started on: 20.February.2013
Finished on: 21.February.2013

Seasons to Remember by Ilana Tan

Judul Buku : Seasons to Remember

Penulis : Ilana Tan

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 160 Halaman
Tahun Terbit: 2013

Harga: Rp 42,500 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 3/5

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Masing-masing penulis memiliki cara tersendiri dalam menulis. Aku pun begitu. Aku tidak membuat rencana atau kerangka ketika menulis. Satu cerita hanya diawali satu ide sederhana, lalu aku menunggu ide itu berkembang dengan sendirinya. Aku mengamati ke mana alur cerita itu mengalir dan menulis mengikuti aliran itu. Aku tidak pernah menyuruh tokoh-tokohku melakukan tindakan tertentu atau mengucapkan kata-kata tertenu. Aku hanya menempatkan mereka dalam suatu keadaan, lalu melihat apa yang mereka lakukan dan apa yang akan mereka katakan.
Karena ini kisah mereka, bukan kisahku."

Kalimat pengantar yang ditulis oleh Ilana Tan untuk mengawali buku ini membuatku semakin suka dengan sosok sang penulis ini. Seasons to Remember - yang bukan sebuah novel ini - adalah kumpulan kutipan dari tetralogi musim karya Ilana Tan, yang akan membuat pembaca mengingat setiap kisahnya. Dimulai dari Summer in Seoul, kisah cinta antara Sandy dan Jung Tae-Woo. Dilanjutkan dengan Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa dalam cerita yang menyayat hati di Autumn in Paris; Ishida Keiko dan Nishimura Kazuto dalam kisah Winter in Tokyo; hingga permusuhan antara Naomi Ishida dan Danny Jo di Spring in London.

Karena tentu saja tidak ada cerita dalam buku ini yang bisa diringkas untuk memberikan gambaran besar isinya, aku memutuskan untuk mengambil foto dari beberapa kutipan yang aku sukai. Semoga lewat foto-foto ini juga, kalian bisa melihat bagaimana isi buku ini dan juga dapat memutuskan akan membelinya atau tidak. Setiap halaman hanya berisi satu kutipan, dengan layout halaman yang dihiasi ilustrasi (yang menurutku sedikit kurang mendukung kutipannya, hanya terasa seperti frame biasa). Banyak sekali area kosong dalam buku ini (yang sebenarnya cukup disayangkan) - yang menurut kata pengantar dari penulisnya, pembaca dapat menambahkan sendiri kesan-kesan mereka pada setiap halamannya.

Meskipun aku kecewa karena saat membeli buku ini aku berharap ini adalah novel baru Ilana Tan (beberapa hari kemudian baru menyadari bahwa ini hanyalah kumpulan kutipan), aku sebenarnya berharap tampilan visual yang ada dalam bukunya dapat lebih dimaksimalkan lagi. Mungkin akan lebih baik jika gambar yang sama tidak diulang dua kali, atau ilustrasi setiap halaman menggambarkan kejadian saat kutipan tersebut dikatakan. Selain itu, awalnya aku juga berharap ada lebih banyak tulisan Ilana Tan yang menceritakan proses penulisan tetralogi musim secara mendalam.

Bagi para pecinta novel-novel Ilana Tan, dan yang sudah membaca tetralogi musim, kutipan-kutipan yang ada dalam buku ini akan membuat kita kembali ingat dengan perasaan dan emosi yang timbul dari setiap ceritanya. Aku bahkan sempat mempunyai keinginan untuk membaca ulang tetralogi musim - tetapi melihat timbunan buku yang masih menanti untuk dibaca, aku kemudian mengurungkan niat tersebut. Untuk menutup review yang cukup singkat ini, aku sangat sangat sangat berharap Ilana Tan akan segera merilis sebuah novel baru :)

by.stefaniesugia♥ .