Read my book review on Test Pack by Ninit Yunita
Beberapa hari yang lalu aku akhirnya berhasil menonton Test Pack - meskipun tidak di bioskop karena beberapa hal. Sebelum mulai menonton, aku sudah memiliki mindset bahwa versi film adaptasinya akan sedikit-banyak berbeda dengan bukunya - karena aku sempat membaca artikel yang menyebutkan demikian. Meskipun secara garis besar film ini mempunyai plot yang berbeda, akan tetapi aku rasa film adaptasi Test Pack ini adalah pasangan yang saling melengkapi bagi bukunya. Berikut adalah review non-spoilerku untuk Test Pack.
Pada permulaan film, tentu saja penonton diperkenalkan dengan pasangan utama dalam kisah ini: Rahmat dan Tata - yang diperankan oleh Acha Septriasa dan Reza Rahadian. Akan tetapi selain itu, ada juga karakter lain yang diperkenalkan kepada penonton: Shinta - sang model yang sedang berada dalam puncak kesuksesannya; akan tetapi sedang menjalani perceraian dengan sang suami. Pada paruh awal film ini, penonton akan melihat banyak interaksi romantis-unyu antara Rahmat dan Tata sebagai sepasang suami istri - dan tentu saja kelakuan Tata yang sangat disiplin dan tertib agar mereka bisa segera mempunyai anak. Beberapa hal yang cukup berbeda dengan versi bukunya adalah bagian saat Rahmat dan Tata mencoba pembuahan in vitro. Aku cukup bisa menerima perbedaan ini, karena di jaman yang modern saat ini, tentu saja ada banyak sekali cara yang bisa dicoba untuk mempunyai anak.
Perbedaan yang paling besar dalam film ini tentu saja hubungan antara Rahmat dan Shinta. Di bukunya, Rahmat nyaris tidak ada interaksi apapun dengan Shinta - bahkan jika aku menilai secara pribadi, Rahmat dalam buku tidak akan melakukan apa yang dilakukan oleh Rahmat dalam film (cukup bingung yah? :P). Saat Rahmat dan Tata mencapai pertengkaran klimaks, Tata kemudian menghilang dan adegan-adegannya digantikan dengan Rahmat yang sering pergi berdua dengan Shinta. Meskipun sebenarnya ada perasaan kecewa (karena menurutku Rahmat begitu cintanya dengan Tata, sehingga seharusnya ia tidak tergoda dengan Shinta), aku rasa yang terjadi dalam film itu adalah hal yang sangat manusiawi. Rahmat yang sedang terpuruk membutuhkan seseorang yang bisa mengerti keadaannya dan mendukungnya - sehingga ia perlahan-lahan tertarik untuk berada bersama Shinta. So, I understand - or am trying to.
Karakter favoritku dalam film ini, tentu saja Rahmat; dan aku sangat menyukai bagaimana Reza Rahadian memerankan karakter tersebut (kecuali rambut keritingnya yang agak mengganggu....). Akting Reza Rahadian dalam film ini sangat luwes dan alami; kecintaannya pada Tata tidak terasa dibuat-buat - sehingga chemistry suami-istri yang ingin disampaikan aku rasa tersalurkan dengan baik. Tingkah laku konyol Rahmat yang aku sukai dalam bukunya juga muncul dalam film - sebuah hiburan yang cukup menyegarkan dan menyenangkan. Acha Septriasa juga menampilkan kemampuan akting yang baik sebagai pemeran utama, dan aku bisa melihat sosok Tata tampil dalam film tersebut.
Cukup disayangkan karena entah mengapa aku merasa perkembangan alur dalam film ini cukup lambat - sehingga ada beberapa saat ketika filmnya menjadi datar. Demikian pula aku juga sedikit kecewa dengan ending-nya. Jujur saja, aku jauh lebih menyukai ending yang disajikan oleh bukunya dibandingkan dengan versi film adaptasinya. Ending filmnya (tidak akan diceritakan supaya tidak spoiler) menurutku terlalu mudah ditebak dan klise; sedangkan ending dalam bukunya lebih mantap dan membuktikan bahwa Rahmat bukan tipe suami yang akan dengan mudah berpaling kepada perempuan lain. Meskipun sedikit kecewa, hal tersebut bukan berarti ending filmnya jelek; semuanya tetap berakhir dengan manis :)))
Overall, meskipun film adaptasi ini tidak sempurna - seperti yang sudah aku katakan pada awal review ini, film adaptasinya telah melengkapi bukunya. Saat membaca bukunya, aku berharap Shinta lebih banyak berperan dan memunculkan lebih banyak konflik ke dalam ceritanya; dan lewat film adaptasinya hal tersebut telah terwujud! Dan menonton film adaptasi selalu memberikan kesenangan tersendiri untukku, karena bisa melihat karakter-karakter fiktif dalam buku seolah menjadi nyata.
Wow, reza kayaknya sukses bgt menghidupkan tokoh Rahmat. Soalnya di bukunya Rahmat masih kurang terekploitasi, or at least berdasarkan review kamu, masih kurang manteb daripada karakter filmnya :P
ReplyDeleteAnyway, aku masih blm sempet nonton sampe skg so.. no comment anymore hehe
Kalau dari cerita plotnya emang lebih prefer ke bukunya, tapi Acha-Reza secara sukses berhasil menghidupkan tokoh Tata-Rahmat, chemistry diantara keduanya top banget deh. Hehe.. Terus tokoh pasangan suami istri siapa itu Sutoyo? Kocaknya naudzubillah. Meskipun berbeda menurut aku ini salah satu adaptasi yang sukses.
ReplyDelete@Oky: iya Kyyy, emg karakter Rahmat di buku ga begitu dieksploitasi, karakter yg di film emg lebih terasa nyata dan realistis.. yg di buku sih tipikal suami sempurna bgt xD
ReplyDelete@Dela: iya setuju :D:D