BOOK review
Started on: 7.September.2012
Finished on: 9.September.2012
Started on: 7.September.2012
Finished on: 9.September.2012
Judul Buku : Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa
Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 300 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 38,250 (http://www.pengenbuku.net/)
Rating: 4/5
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Benarkah pria itu sering menutup diri? Dia tidak terlihat seperti itu ketika menyerahkan tas kepadanya. Tiba-tiba saja, Florence ingin tertawa, tidak menyangka bahwa sebuah tas bisa menggiringnya sampai sejauh ini."
Semuanya bermula saat Florence L'etoile melarikan diri; ia berusaha lari dari sebuah kencan buta yang direncanakan oleh kedua orangtuanya. Dalam perjalanannya, tas yang ia bawa rusak sehingga ia kesulitan membawa barang-barangnya dengan tangan. Tak disangka, dalam kereta yang ia tumpangi, seorang lelaki duduk di hadapannya - dan lelaki itu tampak baru saja membeli sebuah tas baru. Hal yang sangat mengejutkan saat lelaki itu dengan mudahnya mengiyakan ketika Florence meminta tas tersebut. Dan dari sebuah tas itulah, Florence mengenal Vinter Vernalae.
Saat bertemu dengan Florence, Vinter sedang mengalami sebuah masalah. Temannya di Honfleur - Monsieur Zima - memintanya untuk mendatangkan sekelompok seniman untuk menggelar sebuah pertunjukan: membaca puisi, melukis, memainkan musik, hingga drama. Akan tetapi, kelompok seniman yang diundang oleh Vinter mendadak membatalkan kedatangan mereka. Untungnya, Florence yang memang memiliki kemampuan seni yang baik untuk bisa melakukan semua hal tersebut, menawarkan bantuannya kepada Vinter. Sebagai balasan atas tas yang diberikan oleh Vinter, Florence pun bersedia menolong lelaki itu.
"Kereta seindah apapun tidaklah berguna bila tidak mempunyai kuda yang menariknya. Lama-lama akan terbengkalai dan terpendam salju. Sama halnya dengan manusia, yang tidak akan bertahan lama bila tidak ada yang mendukung atau mendampinginya; betapapun hebatnya, mereka pasti akan terlupakan."Selama melakukan pertunjukan, Florence kemudian mengenal sosok Monsieur Zima - yang sebenarnya bukan nama aslinya; hanya nama panggilan yang selalu berganti sesuai dengan musim. Zima adalah orang yang amat kesepian dan kisah hidup yang menyedihkan. Tak Florence sangka, Vinter pun juga adalah seorang lelaki dengan masa lalu yang kelam. Perlahan-lahan, mereka saling mengetahui masa lalu masing-masing; keberadaan Florence mampu membuat Vinter tersenyum setelah sekian lama, dan Florence akhirnya menemukan lelaki yang bisa ia percaya. Akan tetapi, Florence harus menghadapi kenyataan bahwa orang tuanya sudah menjodohkannya dengan seorang lelaki; demikian pula Vinter yang mempunyai seorang gadis yang seharusnya memiliki tas yang diminta oleh Florence. Bagaimanakah akhir kisah mereka?
"Sungguh sulit dipercaya bahwa inilah saatnya bangun... saat untuk kembali ke alam nyata setelah berada dalam mimpi indah yang takkan bisa diraihnya... Namun, Celine sudah memperingatkannya... Hal yang tidak nyata tetap akan lebih menyedihkan daripada hal yang nyata, seindah apapun itu. Karena ketidaknyataan itu hanya hidup di angan-angan, dalam dimensi dan ruang yang sama sekali berbeda."
Baca kisah selengkapnya di Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa.
image source: here. edited by me |
Ini adalah kali ke-3 aku membaca karya Prisca Primasari; setelah sebelumnya pernah membaca Eclair: Pagi Terakhir di Rusia (short review: here) dan GagasDuetnya dengan Sefryana Khairil berjudul Beautiful Mistake (review: here). Aku cukup menyukai gaya penuturannya dan menikmati kisah-kisah manis yang ia tuliskan; oleh karena itulah aku memutuskan untuk membaca buku dengan desain cover yang luar biasa cantik dengan kesan musim dingin ini. Tentu saja, tidak perlu diragukan bahwa gaya penulisannya memang sangat manis dan kalau menurutku cenderung sendu/mellow; seperti Eclair, novel Prisca Primasari kali ini pun berlatar Eropa.
Sebenarnya, alur cerita buku ini cukup sederhana yaitu tentang Florence yang akan dijodohkan dengan orangtuanya; lalu kabur dan bertemu dengan Vinter. (Endingnya akan dirahasiakan supaya tidak spoiler) Buku ini menelusuri kehidupan Florence, Vinter, dan juga Zima; yang semuanya dipenuhi dengan masa lalu yang kelam dan pahit. Keseluruhan ceritanya mengalir dengan baik dan mudah untuk dinikmati; sayang sekali aku merasa ada beberapa bagian yang kurang ditelusuri. Aku sebenarnya sangat penasaran dengan Monsieur Zima; tetapi cerita tentangnya hanya diceritakan di bagian akhir saja dari sudut pandang Vinter. Meskipun begitu, sebuah twist di akhir adalah sesuatu yang cukup menyenangkan bagiku dan berhasil menutup cerita ini dengan baik.
Sayangnya, tidak ada karakter yang menjadi favoritku dalam buku ini. Sebenarnya tidak banyak karakter yang dibahas dalam buku ini, hanya Florence, Vinter, Zima dan beberapa karakter sampingan seperti sahabat Florence, kekasih Zima, dan orangtua Florence. Cukup disayangkan sebenarnya, karena lelaki dengan masa lalu kelam seperti Vinter dan Zima seharusnya bisa menjadi karakter-karakter yang kuat dengan emosi yang dalam. Sepanjang cerita, aku tidak merasa Vinter adalah orang yang kesepian dan terluka. Semuanya baru muncul dan dijelaskan di bagian akhir dari sudut pandang Vinter seperti yang aku sebutkan sebelumnya. Aku rasa di bagian tersebut emosinya paling terlihat karena semua sejarah masa lalu Vinter dan Zima dibongkar. Bagian terakhir yang berjumlah sekitar 50 halaman inilah yang paling berkesan untukku dan menaikkan ratingku untuk buku ini :)
Secara keseluruhan, meski dengan beberapa hal yang aku rasa kurang, buku ini kunikmati dengan baik dan ceritanya sangat mengalir. Sebuah kisah cinta yang singkat, sederhana, namun manis. Buku ini boleh dibilang kukategorikan sebagai bacaan yang cukup ringan karena tidak ada konflik yang terlalu rumit atau kompleks di dalamnya. Menunggu karya Prisca Primasari yang berikutnya, mudah-mudahan dengan setting yang berbeda :) One last favorite quote from this book to end this review.
Sayangnya, tidak ada karakter yang menjadi favoritku dalam buku ini. Sebenarnya tidak banyak karakter yang dibahas dalam buku ini, hanya Florence, Vinter, Zima dan beberapa karakter sampingan seperti sahabat Florence, kekasih Zima, dan orangtua Florence. Cukup disayangkan sebenarnya, karena lelaki dengan masa lalu kelam seperti Vinter dan Zima seharusnya bisa menjadi karakter-karakter yang kuat dengan emosi yang dalam. Sepanjang cerita, aku tidak merasa Vinter adalah orang yang kesepian dan terluka. Semuanya baru muncul dan dijelaskan di bagian akhir dari sudut pandang Vinter seperti yang aku sebutkan sebelumnya. Aku rasa di bagian tersebut emosinya paling terlihat karena semua sejarah masa lalu Vinter dan Zima dibongkar. Bagian terakhir yang berjumlah sekitar 50 halaman inilah yang paling berkesan untukku dan menaikkan ratingku untuk buku ini :)
Secara keseluruhan, meski dengan beberapa hal yang aku rasa kurang, buku ini kunikmati dengan baik dan ceritanya sangat mengalir. Sebuah kisah cinta yang singkat, sederhana, namun manis. Buku ini boleh dibilang kukategorikan sebagai bacaan yang cukup ringan karena tidak ada konflik yang terlalu rumit atau kompleks di dalamnya. Menunggu karya Prisca Primasari yang berikutnya, mudah-mudahan dengan setting yang berbeda :) One last favorite quote from this book to end this review.
"Hidup terus berjalan... Tidak akan ada peri yang datang padamu. Hanya kau satu-satunya orang yang dapat membuat dirimu bahagia."
nice blog sob..
ReplyDeleteDownload Film Bioskop gratis hanya di http://kumpulanfilmfilm.blogspot.com
Bagusan mana nih sama Eclair? :)
ReplyDeleteratingku sama sih buat Eclair dan buku ini :D tergantung selera aja klo menurutku ;)
Delete