BOOK review
Started on: 28.Agustus.2012
Finished on: 30.Agustus.2012
Biru Pada Januari by Aditia Yudis
Judul Buku : Biru Pada Januari
Penulis : Aditia Yudis
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 368 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 39,950 (http://www.pengenbuku.net/)
Rating: 3/5
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Ada kenyataan yang berusaha Mayra hindari. Semua cerita itu dulu, tetapi dulu atau sekarang akan jadi sama jika ternyata cinta yang terkubur itu mendadak bangkit lagi. Seperti arwah gentayangan yang penasaran,"
Mayra dan Samudra; sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama 7 tahun. Semua orang menganggap mereka sebagai soulmate yang memang ditakdirkan untuk bersama. Samudra telah melamar Mayra untuk menjadi istrinya dan mereka sudah bertunangan; namun karena sebuah alasan yang tidak Samudra ketahui, Mayra memutuskan untuk menunda pernikahan mereka. Semenjak saat itu, hubungan keduanya berubah sulit dan penuh dengan perselisihan. Samudra yang selalu meminta Mayra untuk ikut pindah ke Balikpapan; Mayra yang selalu menolak untuk pindah karena alasan pekerjaan - masalah itu seolah tak berujung. Dan tak keduanya sangka, tertundanya pernikahan membawa sebuah masalah yang lebih besar bagi hubungan mereka.
"Ketika semua mulai berjalan "baik-baik saja". Mereka baik, masih intim seperti biasa, tak bisa tak mesra di depan orang-orang, dan tak habis dipuji jika mereka mirip dan serasi. Seperti buku yang terlalu lama disimpan dalam lemari kayu, sampulnya masih manis, tetapi bagian dalamnya bobrok dihabisi rayap."
Saat Samudra pergi ke Balikpapan untuk menghadiri pesta pernikahan seorang teman; saat Mayra dalam proses membuat karya novelnya menjadi sebuah film - saat itulah cobaan yang teramat berat muncul bagi keduanya. Dalam perjalanannya menuju Balikpapan, Samudra bertemu dengan Camelia - seorang wanita cantik yang dulu pernah menjadi pujaan hati Samudra. Demikian pula Mayra yang dipertemukan kembali dengan Adam; lelaki yang akan menjadi sutradara film adaptasi novel Mayra - juga lelaki yang selama ini amat dikagumi oleh Mayra. Sejak hari itu, dengan jarak yang memisahkan Mayra dan Samudra, keduanya tergoda untuk meraih sesuatu yang dulu tak sempat mereka dapatkan.
"Rasa bersalah itu mengalir lagi dalam hati Samudra. Namun, dia bahagia bisa menjadi sesuatu bagi Camelia - walaupun kesempatan itu baru hadir sekarang dan mesti ditukar dengan sekarung rasa bersalah."
"Sebenarnya, Mayra tahu perbuatannya dengan Adam salah besar, tetapi hati kecil Mayra tak bisa menolak setiap momen yang hadir. Sebab yang seperti inilah yang pernah diimpikan Mayra, dulu."
Dalam hati, tersimpan rasa bersalah yang terucap; satu kebohongan selalu berlanjut kepada kebohongan yang lain. Hingga akhirnya hati harus memilih, mana yang terbaik untuk mereka. Rahasia kedua hati pun terungkap, demikian juga alasan mengapa Mayra menunda pernikahannya dengan Samudra - yang telah ia simpan seorang diri untuk sekian lama. Bagaimanakah akhir hubungan mereka?
"Andai kesempatan itu ada. Kesempatan itu hadir di sini. Sekarang. Samudra harus memilih antara mimpi dan realitas, dulu. Samudra memilih berlari bersama realitas. Kini, saat mimpi itu mewujud menjadi realitas, yang mana yang harus Samudra pilih?"
"Masa lalu yang tak pernah benar-benar lepas. Masa lalu yang terikat takdir, mempertemukan mereka kembali. Samudra dan Camelia. Mayra dan Adam."
Baca kisah selengkapnya di Biru pada Januari.
image source: here. edited by me. |
Awalnya aku tidak begitu tertarik untuk membeli buku ini saat melihatnya di toko buku; tetapi begitu melihat nama Aditia Yudis aku memutuskan unuk membelinya. Aditia Yudis adalah salah satu penulis Bittersweet Love (gagasduet; review: here), dan aku cukup puas dengan penulisannya di buku tersebut. Meskipun begitu, aku tidak menaruh harapan yang terlalu tinggi kepada buku ini karena melihat beberapa rating di goodreads yang sepertinya kurang puas dengan buku Biru pada Januari ini.
Sebenarnya plot/alur cerita buku ini sangat sederhana sekali; yaitu sepasang kekasih yang hampir menikah, tetapi orang dari masa lalu mereka muncul kembali - membuat mereka meragukan hubungan yang sedang mereka jalani. Perkembangan plot-nya pun sepanjang cerita hanya sedikit saja, dan kebanyakan hanyalah deskripsi tentang sebuah kejadian atau perasaan mereka yang menurutku hanya berputar-putar di situ saja. Ending-nya pun (no spoiler) tidak memunculkan emosi yang terlalu dalam untukku. Sebenarnya aku berharap masa lalu Mayra dan Samudra dengan cinta mereka yang dulu dapat diceritakan dengan lebih detail dan tidak hanya sekilas-sekilas saja. Kurangnya detail ini menyisakan banyak pertanyaan di dalam pikiranku. Meskipun dengan alur cerita yang slow-paced, aku rasa gaya penulisannya-lah yang membuatku bertahan menyelesaikan buku ini hingga akhir.
Salah satu hal yang membuatku menurunkan rating adalah banyaknya typo dalam buku ini; kebanyakan adalah kesalahan ketik dalam pengejaan, ada juga penempatan kata yang kurang pas. Hal-hal kecil seperti ini seharusnya diperhatikan dengan lebih baik lagi, karena menurutku secara pribadi sangat mengurangi kenikmatan membaca sebuah buku. Sayang sekali jika gaya penulisan yang sudah manis itu harus dirusakkan oleh kesalahan kecil semacam ini.
Overall, meskipun alur dan pendalaman ceritanya kurang begitu memuaskan, aku masih cukup menikmati buku ini dengan gaya penulisannya yang manis dan sendu. Mudah-mudahan, tidak ada kesalahan typo di buku yang berikutnya :)
Overall, meskipun alur dan pendalaman ceritanya kurang begitu memuaskan, aku masih cukup menikmati buku ini dengan gaya penulisannya yang manis dan sendu. Mudah-mudahan, tidak ada kesalahan typo di buku yang berikutnya :)
Typo tuh emang suka bikin ilfil ya. Walau ceritanya bagus pun kalo banyak typo error bisa serasa baca cerita yang jelek.
ReplyDeleteCeritanya kayaknya kurang greget ya Stef?
iyah betul bgt, typo emg super bikin ilfil T.T
Deleteagk kurang sih klo plotnya :(