Thursday, July 26, 2012

Book Review: Chairul Tanjung, Si Anak Singkong by Tjahja Gunawan Diredja

.
BOOK review
Started on: 22.Juli.2012
Finished on: 24.Juli.2012

Chairul Tanjung, Si Anak Singkong by Tjahja Gunawan Diredja

Judul Buku : Chairul Tanjung, Si Anak Singkong
Penyusun : Tjahja Gunawan Diredja
Penerbit : Penerbit Buku Kompas
Tebal : 400 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 49,300 (http://www.pengenbuku.net)

Rating: 3.5/5

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Contoh sederhana bila saat itu saya tidak tahu bahwa ibu sampai rela menggadaikan kain halusnya untuk biaya kuliah, mungkin saya tak ubahnya sama seperti mayoritas mahasiswa. Berleha-leha dan fokus ke mata kuliah utama dan terima begitu saja kondisi yang ada ketimbang berusaha sekuat tenaga untuk merealisasikan berbagai kesempatan yang muncul di depan mata....
Sudahlah, hidup tak semata memorabilia dan melayang berlama-lama di dalamnya. Yang penting adalah bagaimana langkah ke depan dengan tidak mengulang berbagai kesalahan di masa depan."

Buku ini berisi biografi dan perjalanan hidup Chairul Tanjung - seorang tokoh pengusaha yang sangat dikenal di Indonesia. Meskipun saat ini Chairul Tanjung dikenal sebagai seorang yang sangat sukses dengan berbagai macam usaha yang dimilikinya, tidak banyak yang mengetahui masa lalu seorang Chairul Tanjung dan kepahitan apa yang dialaminya sewaktu masih muda. Dalam buku ini, diceritakan bahwa ia bukan berasal dari sebuah keluarga yang mampu; ia pernah tinggal di lingkungan kumuh Gang Abu dengan berbagai macam permasalahan dan kesulitan. Namun ia tidak pernah menceritakan permasalahannya kepada orang lain; Chairul Tanjung adalah orang yang senantiasa tersenyum, menyembunyikan perasaannya saat orang lain ingin tahu tentang kondisi hidupnya. Ia tahu kedua orangtuanya sudah berusaha keras dan mengorbankan banyak hal, bahkan Ibu-nya menjual kain halus yang dimiliki hanya supaya anaknya bisa melanjutkan kuliah. Mengetahui hal tersebut, Chairul Tanjung berusaha semampunya agar ia dapat membiayai kuliahnya sendiri. Sejak saat itulah dimulai perjalanan seorang Chairul Tanjung menjadi seorang pebisnis yang handal.


Semuanya berawal ketika Chairul Tanjung memulai kuliahnya di UI. Ia sama sekali tidak melewatkan kesempatan yang muncul saat teman-temannya membutuhkan jasa fotokopi. Dengan relasi yang ia miliki, Chairul berhasil mendapatkan harga yang lebih murah dibanding dengan jasa fotokopi yang ada di sekitar kampus. Tidak membutuhkan waktu lama, banyak orang yang menggunakan jasanya; dan saat itulah Chairul mendapatkan Rp 15,000 pertamanya. Dimulai dari bisnis kecil-kecilan tersebut, ia perlahan-lahan berkembang. Tidak hanya urusan fotokopi, ia juga mulai mencari supplier peralatan praktek yang lebih murah - sesuatu yang amat dibutuhkan oleh rekan-rekan kampusnya. Lama-kelamaan, Chairul Tanjung mendapat kepercayaan dari banyak orang, jaringan relasi meluas, dan bisnis yang ia lakukan pun semakin berkembang. Selain dari itu, ia juga adalah sosok yang penuh dengan cita-cita dan visi - membentuknya menjadi pribadi yang ada sekarang ini.

"Molen, saya sangat benci kemiskinan. Tolong tanamkan itu di kepala dan batin kamu juga. Suatu waktu saya bercita-cita ingin memiliki mal, bank, koran, dan televisi."
Saat kuliah memang banyak cita-cita dan harapan yang saya gantungkan setinggi langit. Saya berusaha menggapai semua keinginan tersebut.

Meskipun saat ini Chairul Tanjung dilihat sebagai seorang pengusaha yang sukses, hal tersebut bukan berarti ia tidak pernah mengalami kegagalan. Tidak hanya sekali ia terjatuh dalam berbisnis, akan tetapi ia tidak menjadi pesimis, melainkan memikirkan cara untuk kembali bangkit dan berusaha lebih keras. Dalam buku ini, tidak hanya diceritakan perjuangannya membangun bisnis, tetapi juga menceritakan apa saja yang telah dilakukan Chairul Tanjung untuk negara Indonesia. Biografi Chairul Tanjung ini bisa jadi sebuah inspirasi yang memotivasi, agar setiap orang tidak mudah menyerah hanya karena latar belakang mereka.

"Kalau saja tidak berinisiatif menawar harga tambang, dipastikan es shanghai itu hanya berada pada ruang angan dan tegukan ludah di tenggorokan. Kesempatan tidak hanya dicari, tapi juga diciptakan."


Sebelum membahas lebih tentang buku ini, jujur saja awalnya aku tertarik membaca buku ini saat muncul banyak berita tentang 'ghost writer' yang menulis buku biografi Chairul Tanjung ini (bagi yang belum baca beritanya, silahkan dibaca di: http://indonesiabuku.com/?p=12975). Entah mengapa setelah membaca berita tersebut, muncul rasa penasaran dalam diriku dan keinginan untuk membaca buku biografi yang penuh kontroversi ini.

Chairul Tanjung, tentu saja adalah seseorang yang patut disorot dan aku yakin banyak orang yang ingin mengetahui perjalanan hidupnya. Sekadar informasi umum (bagi yang belum tahu), Chairul Tanjung adalah seorang pengusaha sukses; mempunyai perusahaan dengan nama CT Corp (yang dulunya adalah Para Group) yang terdiri dari beberapa perusahaan lain yaitu: Mega Corp (perusahaan di bidang keuangan, perbankan, antara lain: Bank Mega & Bank Mega Syariah), Trans Corp (perusahaan yang bergerak di bidang media, gaya hidup, dan hiburan, antara lain: Trans TV, Trans 7, Trans Studio, Carrefour, perhotelan, dan department store), dan terakhir adalah CT Global Resources, yang fokus dalam bisnis perkebunan. Sudah merasa cukup familiar? Bagi yang sering nonton channel Trans TV/Trans 7, berbelanja di Carrefour Indonesia, menjadi nasabah Bank Mega, atau bermain ke Trans Studio, Chairul Tanjung-lah pengusaha yang ada di balik itu semua.

Membaca buku ini memberi motivasi yang luar biasa untukku; karena Chairul Tanjung tidak berasal dari keluarga yang mampu, bahkan keluarganya berada di garis kemiskinan pada waktu itu. Akan tetapi Chairul Tanjung tidak pernah mengasihani diri sendiri, melainkan ia berjuang dan berusaha dengan mengambil kesempatan yang ada di depan matanya. Aku dibuat sangat kagum dengan visi dan cita-cita yang ia miliki. Perjuangannya pun tidak selalu mulus, bahkan ia mengakui sendiri bahwa banyak kegagalan dan kesulitan yang harus ia lewati. Keberhasilannya melampaui kegagalan itulah yang membuatku semakin kagum dengan sosok Chairul Tanjung. Oleh karena itu salah satu quote favoritku dalam buku ini adalah tentang kegagalan:

"Menghadapi kegagalan pertama bangkrutnya usaha formal di luar kampus, apakah kemudian membuat saya kalut, takut, takluk, tunduk? Ah, sama sekali tidak. Layar sudah kadung terbentang, pantang pulang jika tiada ombak menghantam menghancurkan seluruh lambung lantas menenggelamkan. Saya masih memiliki kegigihan, kedisiplinan, dan tanggung jawab untuk meneruskan usaha gagal tersebut."

Selain kemampuan bisnisnya, aku juga sangat menyukai sosok Chairul Tanjung yang berintergritas, selalu beramal dan berusaha untuk menyejahterakan masyarakat luas, membangun sekolah bagi masyarakat yang kurang mampu, dan lain sebagainya. Lewat buku ini, dapat diketahui bahwa keberhasilan Chairul Tanjung tidak semata-mata karena dirinya sendiri saja, melainkan juga karena dukungan banyak orang; dimulai dari orangtua, guru-guru, sahabat, dan juga rekan-rekannya. Chairul Tanjung lebih dari sekali mengucapkan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang telah banyak membantunya.

Setelah membahas tentang buku biografi ini, mungkin dipertanyakan mengapa aku hanya memberi rating 3.5? Sedikit catatan, bahwa aku jarang sekali membaca buku biografi, jadi opini ini berdasarkan dari sudut pandangku secara subjektif. Tentu saja aku tidak bermasalah dengan apa yang dituliskan dalam buku ini; menurutku kisahnya sangat inspiratif dan memotivasi, seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya. Hanya saja aku merasa sedikit kecewa karena masa lalu Chairul Tanjung hanya dibahas sedikit; tidak diceritakan secara lengkap masa-masa saat Chairul Tanjung hidup susah. Selain itu, bukunya disusun secara tidak berurutan, dan kebanyakan ceritanya seperti lompat dari satu hal ke hal yang lain. Aku rasa akan lebih nyaman jika ceritanya ditulis secara runtut sehingga tidak menimbulkan kebingungan seperti yang aku rasakan. Mengesampingkan hal tersebut, aku memberikan rating 3.5 untuk sosok Chairul Tanjung yang memang patut diacungi jempol, sekaligus beberapa quote yang menurutku sangat membangun. Mudah-mudahan seperti Pak Chairul Tanjung, di kemudian hari aku pun bisa meraih impian dan cita-cita yang aku miliki sekarang :)) My favorite quotes from this book to end my long review:

"Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan. Hal itu juga harus dibarengi dengan sikap pantang menyerah dan tidak cepat putus asa. Semua cita-cita dan ambisi hanya bisa direngkuh apabila kita mau terus belajar berbagai hal, di mana pun dan kepada siapa pun.
Tidak ada hasil yang saya peroleh sekarang tanpa melalui kerja keras, dan jalan yang dilalui senantiasa berliku, penuh onak dan duri."
"Selama 50 tahun perjalanan hidup saya, pengalaman berharga yang saya rasakan adalah saat kita memiliki cita-cita untuk selalu menjadi lebih baik. Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin, dan esok harus lebih baik daripada hari ini....
Walaupun berasal dari keluarga miskin dan dibesarkan di lingkungan kumuh di Kota, Jakarta, seperti yang saya alami dulu, bukan menjadi batu penghalang untuk bisa meraih sukses dalam kehidupan. Semua orang berhak untuk berhasil dan mengubah nasib masing-masing serta bebas untuk memiliki cita-cita besar."


by.stefaniesugia♥ .

15 comments:

  1. Ini kisah anak yg tidak lupa akan kebaikan ibunya

    ReplyDelete
  2. blog km keren abis :)
    resensinya asik jga, bgus banget :D

    ReplyDelete
  3. sama-sama :D lagunya one republik secrets yang nyanyiin siapa ?

    ReplyDelete
  4. "Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras" sure....

    ReplyDelete
  5. Saya baru saja melahap buku ini. CT "Luar bisa!"

    ReplyDelete
  6. jadi penasaran,,,,,,,,,,,,,,,,,,...........

    ReplyDelete
  7. wah hebat, blog nya sangat menarik, saya rasa pengetahuan anda sangat dalam

    ReplyDelete
  8. Semoga kita menjadi orang yang diridhoi oleh allah swt ...أَمِِيْن يَا رَبَّ العَالَمِينْ.

    ReplyDelete
  9. Saya kagum dengan sosok2 di ingonesia seperti beliau. Dimana banyak pejabat yang suka memperkaya diri tetapi belitu kaya dari hasil kerja kerasnya. Lalau diangkat menjadi pejabat. Semoga beliau selau di lindungi Allah SWT dan memberikan inspirasi bagi masyarakat indonesia

    ReplyDelete