Tuesday, July 31, 2012

Book Review: By the River Piedra I Sat Down and Wept by Paulo Coelho

.
BOOK review
Started on: 27.Juli.2012
Finished on: 31.Juli.2012

By the River Piedra I Sat Down and Wept (Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis) by Paulo Coelho

Judul Buku : By the River Piedra I Sat Down and Wept
Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 224 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp35,700 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 3/5

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kebahagiaan terkadang adalah berkat, namun lebih sering berupa penaklukan. Benar, kita akan menderita, kita akan menghadapi masa-masa sulit, dan kita akan mengalami banyak kekecewaan - namun semua itu hanya sementara; tidak akan meninggalkan bekas yang kekal. Dan suatu hari kelak kita akan menoleh, dan memandang perjalanan yang telah kita tempuh itu dengan penuh kebanggaan dan keyakinan."

Kisah ini berawal dari seorang perempuan yang bernama Pilar, duduk di tepi Sungai Piedra dan menangis. Menurut legenda, segala sesuatu yang jatuh ke sungai tersebut - dedaunan, serangga, bulu burung - akan berubah menjadi batu yang membentuk dasar sungai. Di tepi Sungai Piedra ini pula, ia menuliskan kehidupannya; cerita cintanya. Buku ini berisi kisahnya.

Buku ini diawali dengan menceritakan persahabatan masa kecil Pilar dengan seorang lelaki; keduanya tumbuh bersama, akan tetapi ia kemudian pergi meninggalkan kota kecil tempat mereka tinggal. Bertahun-tahun lamanya mereka berpisah, hanya sesekali berkirim surat. Salah satu surat sahabatnya itu menuliskan keinginannya untuk masuk seminari dan mendedikasikan hidupnya untuk doa. Dan satu hari yang lain, ia menulis surat pada Pilar bahwa ia akan memberikan kuliah di Madrid - dan meminta Pilar untuk datang. Pilar, dengan keinginan untuk menemui sahabatnya dan mengenang masa lalu mereka, akhirnya menyanggupi permintaannya. Perjalanan Pilar dari Zaragoza ke Madrid, akan mengubah hidupnya.

Saat Pilar pergi menemui sahabatnya, ia sama sekali tidak menyangka bahwa lelaki itu sudah menjadi seorang imam spiritual yang dikagumi oleh banyak orang. Dan ketika keduanya mempunyai waktu untuk mereka sendiri, perasaan yang telah bermula sejak kanak-kanak pun diungkapkan. Pilar selama ini mencintai sahabatnya bahkan sejak mereka kecil; dan sebenarnya begitu pula perasaan sebaliknya. Akan tetapi Pilar terlalu takut untuk menerima semuanya, karena ia takut dikecewakan, takut kehilangan, dan takut ditinggalkan. Cerita ini mengisahkan dilema yang dihadapi oleh Pilar dan sahabatnya; karena di satu sisi sahabatnya itu mempunyai dedikasi yang besar kepada Tuhan secara total, dan di sisi lain lelaki itu pun amat mencintai Pilar.
"Sebenarnya aku tahu apa yang ingin dikatakannya waktu itu, tapi aku tak ingin mendengarnya, karena ia jenis pemuda yang suatu hari nanti akan pergi mengejar kekayaan, petualangan, dan cita-cita. Aku membutuhkan cinta yang dapat terwujud."

"Tapi ada penderitaan di dalam hidup... dan ada kekalahan. Tak seorang pun dapat menghindarinya. Tapi lebih baik kalah dalam beberapa pertarungan demi impian-impianmu, daripada kalah tanpa mengetahui apa yang kauperjuangkan."
image source:link edited by:stefaniesugia
Ini adalah kedua kalinya aku membaca karya Paulo Coelho setelah tahun lalu membaca The Alchemist (dalam bahasa Inggris). Jujur saja, meskipun aku mendapatkan banyak hal dari buku tersebut, membaca tulisan Paulo Coelho selalu membutuhkan pencernaan yang lebih mendalam bagiku. Tidak perlu diragukan gaya bahasanya yang puitis itu sangat indah dan mengagumkan saat dibaca; sayangnya aku merasa tidak cukup mampu membacanya dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu kali ini aku mencoba membaca karya Paulo Coelho dalam versi terjemahan; dengan harapan bahwa aku akan mengerti tulisannya dengan lebih baik.

Tema buku ini, yang awalnya aku pikir adalah tentang percintaan antara dua sahabat, ternyata lebih fokus kepada spiritualitas. Sepanjang cerita, sang sahabat (yang hingga akhir tidak disebutkan namanya) berusaha untuk membuat Pilar mengerti tentang kerohanian, dan juga pergumulan di dalam hati Pilar tentang keadaan spiritualnya. Lewat cerita yang dituliskan dari sudut pandang Pilar, pembaca akan dibawa masuk ke dalam pikiran Pilar yang penuh dengan ketakutan sekaligus keraguan. Dan dengan cerita ini pula, banyak pelajaran dan pesan moral yang disampaikan kepada pembaca.

Aku rasa, dibandingkan fokus terhadap jalannya cerita, Paulo Coelho lebih fokus kepada pesan yang ingin ia sampaikan melalui buku ini. Banyak hal yang aku pelajari; antara lain adalah kita harus memberikan kebebasan kepada jiwa kita untuk mencari tahu apa tujuan kehidupan kita yang sebenarnya. Buku ini juga tidak jarang berbicara tentang iman dan bagaimana kita harus selalu percaya akan adanya mukjizat yang bisa terjadi dalam kehidupan kita. Dalam cerita ini, diceritakan pula pertarungan batin dengan pikiran negatif di dalam diri Pilar; dan lewat hal ini aku rasa penulis menginginkan kita melakukan hal yang sama - mengalahkan pikiran negatif yang membuat kita takut mengambil resiko, menghapus keterbatasan yang kita buat untuk diri kita sendiri. Menurutku, kisah ini menggambarkan dengan baik betapa sulitnya mengambil sebuah keputusan; dan kita harus memikirkan baik-baik sebelum membuat keputusan tersebut.

Secara keseluruhan, meskipun aku tidak terlalu cocok dengan jalannya cerita buku ini (yang menurutku terlalu fokus kepada pembicaraan tentang hal-hal spiritual dibandingkan perkembangan hubungan antara Pilar dan sahabatnya), aku memperoleh banyak hal dan semacam 'pencerahan' melalui beberapa kutipan. Oleh karena kutipan-kutipan dan pelajaran berharga yang aku dapat dari buku ini, maka aku memberikan rating 3 untuk kisah ini. Thumbs up untuk filosofi yang ditulis Paulo Coelho tentang cinta dan kehidupan. Beberapa kutipan yang paling aku sukai dari buku ini:
"Menunggu sangatlah menyakitkan. Melupakan amatlah menyakitkan. Namun tidak mengetahui apa yang harus dilakukan adalah penderitaan yang paling menyakitkan."
"Jika kita mengetahui bahwa Tuhan menciptakan kita demi kebahagiaan, kita harus menganggap segala sesuatu yang mendatangkan kesedihan dan kekalahan adalah ulah kita sendiri."
"Kita takkan pernah dapat menghakimi kehidupan orang lain, karena masing-masing orang hanya mengenal penderitaan dan penyangkalan dirinya sendiri."
"Betapa malangnya orang yang takut mengambil risiko. Mungkin orang itu takkan pernah kecewa; mungkin ia takkan menderita layaknya orang yang mengejar impiannya. Namun ketika orang ini menoleh - dan pada satu titik dalam hidupnya, setiap manusia pasti akan menoleh ke belakang - ia akan mendengar hatinya berkata "Apa yang kaulakukan dengan semua mukjizat yang Tuhan berikan dalam hidupmu? Apa yang kaulakukan dengan semua karunia yang Tuhan limpahkan padamu? Kau mengubur dirimu di dalam gua karena takut kehilangan karunia-karunia itu. Jadi, inilah yang kauwarisi: bahwa kau telah menyia-nyiakan hidupmu.
Betapa malangnya orang-orang yang harus menyadari hal ini. Karena ketika mereka akhirnya percaya pada mukjizat, saat-saat magis dalam hidup mereka telah berlalu."
"Setiap hari, Tuhan memberi kita matahari - juga satu saat ketika kita mampu mengubah segala sesuatu yang membuat kita tidak bahagia. Setiap hari, kita berpura-pura belum mengalaminya, menganggap saat itu tidak ada - bahwa hari ini sama dengan kemarin dan tidak akan berbeda dengan hari esok...
Tapi saat itu ada - saat ketika segenap kekuatan bintang menjadi bagian dari kita dan memungkinkan kita menciptakan mukjizat."

by.stefaniesugia♥ .

6 comments:

  1. Banyak bgt quotes bagus di buku ini ya.. :D

    ReplyDelete
  2. Nice review Stefanie, jadi pengen baca lagi...
    ini Paulo Coelho pertama yang aku baca. langsung jatuh cinta:)
    selesai baca ini langsung memburu Alchemist, dan ini buku terbaik yang pernah aku baca. menohok banget.
    Ayo kejar mimpimu...! :)

    ReplyDelete
  3. Dalem bgt buku ini...
    Bagus reviewnya :D

    ReplyDelete
  4. susah dicerna ya stef? aku mikir2 dulu kalau mau beli buku beliau ini. takut sudah dicerna juga -.-

    ReplyDelete
  5. @rie & okyy : makasihh :D:D
    @ocemeii : bagiku iyaa, aku jdi agak lemot bacanyaa :'D hihihi

    ReplyDelete