Monday, June 25, 2012

Book Review: Truth or Dare by Winna Efendi & Yoana Dianika

.

BOOK review
Started on: 22.Juni.2012
Finished on: 24.Juni.2012

Judul Buku : Truth or Dare
Penulis : Winna Efendi & Yoana Dianika
Penerbit : GagasMedia
Tebal : 304 Halaman
Tahun Terbit: 2012
Harga: Rp 40,800 (http://www.pengenbuku.net/)

Rating: 3.5/5

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sebelum membaca buku ini, aku mempunyai ekspektasi yang sangat besar terhadap GagasDuet kali ini, bahkan sampai menunggu-nunggu novel ini untuk segera terbit. Akan tetapi sepertinya karena ekspektasi yang terlalu tinggi itulah yang menyebabkan kekecewaan yang aku rasakan terasa lebih besar daripada yang seharusnya. Aku rasa karena salah satu penulisnya adalah Winna Efendi - salah satu pengarang lokal yang aku sukai - sehingga aku berharap banyak. GagasDuet kali ini menceritakan satu kisah yang utuh dari dua sudut pandang karakter yang berbeda; cerita tentang persahabatan dipadukan dengan kisah cinta yang berubah dari sesuatu yang manis menjadi pahit. Meskipun dengan kekecewaan yang aku rasakan, buku ini tetap menyuguhkan sesuatu yang cukup membekas di hatiku.

Berikut ringkasan cerita & personal review dariku.


// A L I C E //
by Winna Efendi

"Heraclitus bilang, perubahan adalah satu-satunya hal konstan di dunia ini. Everything changes. Dalam beberapa tahun ke depan, akan ada pusat perbelanjaan baru yang dibangun di tengah kota. Teman-teman sekelas kita akan meninggalkan kota ini untuk kuliah. Orang-orang datang dan pergi. Sesuatu yang dulunya begitu penting, mungkin nggak akan terlalu berharga di masa depan. Ironis, tapi itulah yang terjadi."

Semuanya bermula dari kelas Sejarah, itulah yang dikatakan oleh Alice. Memang benar, segalanya bermula dari saat ketika Gregg (guru Sejarah di Belfast Area High School) memberikan sebuah proyek bebas untuk menciptakan sejarah versi mereka sendiri. Alice yang selalu sekelompok dengan sahabat satu-satunya, Catherine, kedatangan seorang lelaki yang hendak bergabung bersama dengan kelompok mereka. Lelaki itu bernama Julian, seorang murid pindahan yang berasal dari Indonesia dengan penampilan yang sangat menarik sekaligus sifat yang ramah. Sejak saat itulah mereka bertiga menjadi sahabat baik; melakukan banyak hal bersama. Akan tetapi mereka tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.

Al, Cat, dan Julian membentuk kelompok yang kompak dan mereka sepertinya menikmati setiap saat kebersamaan mereka. Namun tanpa mereka sadari, banyak hal yang perlahan-lahan berubah. Seperti perasaan Catherine yang mulai bertumbuh pada Julian; dan juga Alice yang tidak dapat menahan rasa sukanya terhadap Julian yang sudah sangat baik kepadanya. Di satu sisi, Alice menyukai Julian, tetapi ia juga tahu bahwa sahabatnya pun telah jatuh hati pada lelaki yang sama. Hal tersebut membuatnya menyimpan perasaan yang ia miliki untuk dirinya sendiri; meskipun selama ini ia tidak pernah menyembunyikan rahasia apapun dari Catherine.

"Aku mungkin naif, tapi aku tidak pernah menyangkal chemistry di antara Cat dan Julian. They belong together. Dan aku sadar, lebih dari apa pun, apa tepatnya yang membuat mereka tetap menjaga jarak. Mereka memikirkan aku, dan tanpa dimungkiri lagi, akulah yang memang sudah berdiri di antara mereka sejak awal."
"Aku menatapnya, mengetahui bahwa hanya inilah yang dibutuhkannya dariku: kejujuran. Selama ini, aku telah berbohong padanya mengenai perasaanku, satu tindakan egois yang kupikir bisa melindunginya."

Tak lama kemudian, Alice harus dihadapkan dengan fakta bahwa akhirnya Cat dan Julian berpacaran. Meskipun Catherine selalu meyakinkan Alice bahwa tidak akan ada yang berubah pada persahabatan mereka, Alice mau tidak mau selalu merasa keberadaannya mengganggu sepasang kekasih itu. Akan tetapi entah mengapa, sepertinya Julian selalu tetap berada di sampingnya, membuat Alice semakin tidak bisa melupakan rasa sukanya kepada lelaki itu. Hingga suatu waktu, segala sesuatu akhirnya berubah; begitu pula dengan persahabatan Alice dan Catherine. Akankah persahabatan mereka yang begitu erat dengan mudah putus?

"Sahabat sejati selalu jujur pada satu sama lain. Sahabat sejati nggak pernah menyimpan rahasia dari sahabatnya, sekecil apa pun itu."

// C A T H E R I N E //
by Yoana Dianika

"Cat, yang namanya percintaan tidak mungkin mulus-mulus saja... Lakukan apa yang memang ingin kau lakukan, Cat. Berani jatuh cinta, juga harus berani patah hati, kan? Itu sepaket, Cat. Karena rasa senang dan susah dalam percintaan itu berjalan beriringan."

Bagian kedua buku ini menceritakan segala sesuatunya dari sudut pandang seorang Catherine Collins. Ia menceritakan kembali awal mula ia bersahabat dengan Alice Bells, seorang cewek pendiam yang sering diledek oleh murid-murid yang lain. Sifat Catherine yang cuek dan tidak peduli terhadap pendapat orang lain membuatnya tidak ragu untuk berteman dengan Alice. Sejak saat itu, keduanya menghabiskan banyak waktu bersama, pergi ke pantai dan bermain truth or dare; Alice yang selalu memilih truth - pilihan yang aman, dan Catherine selalu memilih dare dan berani melakukan hal-hal konyol yang diminta oleh Alice. Dalam permainan truth or dare itu, mereka punya perjanjian: bahwa setiap dari mereka harus selalu mengatakan kejujuran yang sebenarnya.

Meskipun tidak dapat mengingatnya, Catherine sebenarnya sudah beberapa kali bertemu dengan Julian di luar sekolah; dan mereka kembali dipertemukan dalam sebuah proyek kelompok Sejarah. Tak dapat disangkal, Catherine menyukai Julian sejak pertama kali mereka mengenal satu sama lain. Terlebih lagi dengan segala perhatian yang diberikan oleh Julian kepadanya, Catherine tidak dapat lagi menutupi perasaannya. Tak lama kemudian, Catherine mendapati bahwa perasaannya berbalas saat Julian menciumnya, kemudian menyatakan cinta padanya. Catherine tidak ingin ada yang berubah pada persahabatannya meskipun ia berpacaran dengan Julian; akan tetapi ia tidak tahu bahwa hubungannya itu membuat Alice terluka.

"When we hurt each other we should write it down in the sand, so the winds of forgiveness can make it go away for good. When we help each other we should chisel it in stone, lest we never forget the love of a friend." - Christian H. Godefroy
"Di dalam dua hati terdapat satu cinta yang sama, kalimat dari Heather terngiang lagi. Jul dan Al berdansa di lantai dansa. Al menikmati tiap gerakan kakinya yang dibimbing Jul. Ada sesuatu  tak tampak di antara mereka, dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Dan saat spring dance, Catherine tanpa sengaja mendapati Julian berdansa dengan Alice; dan ia melihat wajah Alice yang nampak begitu menikmati momen tersebut. Ia merasa posisi yang ditempati oleh Alice seharusnya adalah posisinya. Sampai kepada waktu saat semuanya mencapai kepada klimaks, persahabatan merekalah yang menjadi korbannya. Semuanya hancur berantakan, tidak seperti janji mereka pada mulanya. Apakah yang akan terjadi kepada mereka bertiga?

"Sebelum terlambat, lakukan sesuatu yang menurutmu benar. Jangan terlalu merisaukan masa lalu. Kau akan melewatkan hal-hal menarik jika hanya meratapi masa lalumu. Cath, masa lalu ada untuk dipelajari, bukan untuk diratapi."

Baca kisah selengkapnya di Truth or Dare.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 

Ini bukan pertama kalinya aku membaca karya Winna Efendi, dan aku sangat menyukai gaya penulisan yang mengalir dengan baik sekaligus mempunyai mood tersendiri. Namun ini adalah pertama kali bagiku membaca karya Yoana Dianika - yang baru aku ketahui meraih juara ketiga untuk 100% Roman Asli Indonesia GagasMedia dengan bukunya "Till We Meet Again". Dalam buku kali ini, seperti yang sudah sedikit aku sebutkan di awal review, adalah tentang persahabatan dan - tentu saja - cinta. Jujur saja, sejak awal kemunculan karakter Julian di antara Alice dan Catherine, aku sedikit banyak sudah bisa menduga apa yang akan terjadi; karena menurutku hal tersebut adalah sesuatu yang wajar dan mungkin terjadi dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Alur cerita di bagian yang pertama mengalir dengan baik, perkembangannya pun berjalan dengan baik. (Meskipun di ringkasan alur di atas aku tidak menuliskan terlalu lengkap, karena ada sebuah twist yang amat sangat mengejutkan di akhir bagian pertama dan awal bagian kedua - yang tidak mungkin aku spoil :P) Akan tetapi aku sedikit merasa ceritanya kurang emosional dan sedikit kurang greget. Sedangkan di bagian kedua, pembukaannya seperti sudah membongkar semuanya; sisa cerita di bagian Catherine seperti mengulang kembali saja yang telah ditulis di bagian Alice. Sebenarnya aku berharap di bagian Catherine akan diceritakan hal-hal yang merupakan rahasia dan menimbulkan rasa penasaran yang baru. Akan tetapi karena kurang lebih ceritanya sama dengan bagian Alice (dan sebagian lagi menceritakan saudara-saudara Catherine yang menurutku sedikit tidak relevan), aku jadi merasa sedikit kurang puas.

Permasalahan dalam cerita ini menurutku tentu saja adalah Julian! Yang meskipun dalam cerita ia digambarkan sebagai lelaki yang berpenampilan menarik, ramah, dan menyenangkan, aku tetap tidak bisa begitu saja menyukainya. Akan tetapi aku rasa cerita ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, yaitu harus berhati-hati jika berurusan dengan lelaki dalam persahabatan :P

Overall, mengesampingkan kekecewaanku dalam beberapa aspek terhadap buku ini, aku tetap berhasil menyelesaikan buku ini dengan baik. Akan tetap terus menantikan karya Winna Efendi dan buku-bukuYoana Dianika yang selanjutnya :)


by.stefaniesugia♥ .

5 comments:

  1. stefanie, aku selalu suka review kamu.. apalagi ditambah gambar2 kayak gitu ^^ nice review and nice blog!

    ReplyDelete
  2. wah kayaknya winna effendi spesialis cinta dalam persahabatan ya, hampir smua novelnya temanya sama haha (kcuali Unforgettable) :) btw nice review :)

    ReplyDelete
  3. wah kayaknya winna effendi spesialis cinta dalam persahabatan ya haha semua novel sblumnya temanya sama (minus Unforgettable). btw nice review :))

    ReplyDelete